PENTINGNYA PENGUATAN LITERASI DIGITAL DI SEKOLAH
Oleh: I Dw nym Sarjana
(Ketua PGRI Kab. Tabanan. Guru SMPN 4 Kediri)
Lalu lintas informasi begitu cepat.
Setiap orang dengan sangat mudah
memproduksi informasi, melalui
beberapa jenis media sosial seperti facebook,
twitter, Youtube, TikTok, whatsapp
dan lain-lain. Saking
cepatnya, filter atas muatan komunikasi seringkali terabaikan. Informasi melalui media sosial
sangat berpengaruh terhadap
emosi, perasaan, pikiran
bahkan tindakan seseorang atau kelompok dalam
masyarakat. jika informasi yang disampaikan tersebut informasi yang tidak akurat bahkan informasi informasi bohong (hoax) dan dengan
judul yang sangat provokatif, akan
menggiring pembaca atau penerima kepada pikiran
dan opini yang negatif.
Seperti kita ketahui bahwa
ancaman di dunia digital saat ini tidak sedikit. Masyarakat pengguna internet,
dikepung oleh pemberitaan yang beragam, dimana perlu kecerdasan multi dimensi
untuk dapat menjaringnya. Merujuk harian Kompas
(7/2),
Inisiator komunitas Masyarakat Indonesia Anti
Hoax Septiaji Eko Nugroho menyebut,
“Bangsa kita bukan bangsa pembaca,
tetapi bangsa ngerumpi. Informasi yang
diterima langsung diyakini sebagai sebuah kebenaran,
lalu berupaya membagi informasi tersebut kepada orang lain” . Masifnya berita
bohong (hoax) hingga informasi yang menyesatkan (mislead) yang
menggiring masyarakat kearah tindakan tindakan tidak
terpuji hingga maraknya kriminalitas dijagat maya (cyber crime)
adalah tantangan bagi kita untuk
secepatnya dibenahi.
Literasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi masyarakat
saat ini. Kemajuan teknologi yang tidak diimbangi oleh kecerdasan dalam
menggunakan perangkat teknologi
modern, niscaya akan memberikan
dampak buruk bagi peradaban manusia. Dahulu orang disebut buta huruf bila
belum sampai pada tahap
membaca dan menulis.
Tetapi kini istilah
"buta huruf milenial"
adalah kondisi gagap teknologi (gaptek) alias minus literasi
digital.
Literasi digital
menjadi basis pengetahuan, yang
didukung oleh teknologi informasi secara terintegrasi dan mendorong munculnya literasi
sosial. Mengingat bahwa penduduk yang bergerak "bermigrasi ke
dunia maya" sudah sangat kolosal. Literasi digital tidak semata mata penguasaan teknologi
komputer dan ketrampilan penggunaan
internet belaka yang berkonotasi
menjadikan manusia sebagai sosok robotic
belaka, melainkan lebih luas daripada itu yakni memadukan "literasi" dan "digital".
Guna
meningkatkan literasi digital
masyarakat, ada delapan
elemen penting (AJ. Bellshaw 2011), yakni elemen
kultural, kognitif, konstruktif, komunikatif,
kepercayaan diri, kreatif, kritis
dan bertanggung jawab secara
sosial. Artinya diperlukan pendekatan multi dimensi dalam
proses pembelajaran masyarakat
agar terdidik secara digital, melek teknologi sekaligus
cerdas, kreatif dan berbudaya.
Sasaran Gerakan Literasi Digital di Sekolah
1.
Basis Kelas
-Meningkatkan jumlah pelatihan literasi
digital yang diikuti kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan;
-Meningkatkan intensitas
penerapan dan pemanfaatan literasi digital dalam
kegiatan pembelajaran; dan
-Meningkatkan pemahaman kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa dalam
menggunakan media digital
dan internet.
2.
Basis Budaya
Sekolah
-Jumlah dan variasi
bahan bacaan dan alat peraga
berbasis digital;
-Frekuensi peminjaman buku bertema digital;
-Jumlah kegiatan di sekolah yang memanfaatkan teknologi dan informasi;
-Jumlah penyajian informasi
sekolah dengan menggunakan media digital atau situs aman;
-Jumlah kebijakan sekolah tentang penggunaan dan pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dan
komunikasi di lingkungan sekolah; dan
-Tingkat pemanfaatan dan penerapan teknologi informasi
dan komunikasi dan komunikasi dalam hal layanan sekolah.
3.
Basis Masyarakat
-Jumlah sarana dan prasarana
yang mendukung literasi digital di sekolah; dan
-Tingkat keterlibatan orang tua, komunitas, dan lembaga dalam pengembangan literasi digital.
Strategi Gerakan Literasi Digital di
Sekolah Literasi digital
di sekolah harus dikembangkan
sebagai mekanisme pembelajaran terintegrasi dalam kurikulum atau setidaknya terkoneksi dengan
sistem belajar mengajar. Siswa
perlu ditingkatkan keterampilannya, guru perlu ditingkatkan pengetahuan dan kreativitasnya dalam
proses pengajaran literasi digital,
dan kepala sekolah perlu memfasilitasi
guru atau tenaga kependidikan dalam mengembangkan budaya
literasi digital sekolah.
Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh sekolah
dalam peningkatan jumlah
dan ragam sumber
belajar bermutu terkait literasi
digital di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut.
-Penambahan Bahan
Bacaan Literasi Digital
di Perpustakaan.
-Penyediaan situs-situs edukatif sebagai
sumber belajar warga sekolah.
-Penggunaan Aplikasi-Aplikasi Edukatif sebagai
Sumber Belajar Warga Sekolah.
-Pembuatan Mading Sekolah dan Mading Kelas.
Peningkatan Pelibatan Publik
Sharing session dapat dilakukan dengan mengundang pakar untuk berbagi bagaimana
mereka mengaplikasikan teknologi
digital di dalam profesi dan kehidupan sehari-hari. Pelibatan para pakar, praktisi, dan profesional secara personal
atau kelembagaan yang berkaitan dengan dunia teknologi informasi dan
komunikasi di sekolah dapat
meningkatkan literasi digital warga
sekolah melalui berbagai kegiatan yang
menyenangkan, seperti pada kelas inspirasi dan kelas berbagi.
Materi yang dibagikan oleh pakar, praktisi,
dan profesional dapat disesuaikan dengan kebutuhan warga sekolah.
Pelibatan para pemangku kepentingan dalam rangka
pengembangan literasi digital di sekolah dapat
dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya, seperti pameran karya peserta didik
dalam hal literasi digital, menyediakan sarana
dan prasarana pendukung literasi
digital, dan memfasilitasi
pelatihan fasilitator literasi
digital di lingkungan sekolah.
Terakhir diubah: 28 Feb 2023