JADILAH SEPERTI GULA YG TETAP MEMBERI MAKNA
Jika kopi terlalu pahit
Siapa yg salah ?
Gula lah yg disalahkan karena terlalu sedikit hingga "rasa" kopinya pahit
Jika kopi terlalu manis
Siapa yg disalahkan ?
Gula lagi karena terlalu banyak hingga "Rasa" kopinya manis
Jika takaran kopi & gula balance
Siapa yg di puji ?
Tentu semua akan berkata Kopinya mantaaap,
Bukan kopi dan gulanya mantaaap...
Kemana gula yg mempunyai andil dan membuat "rasa" kopi menjadi mantaaap ?
Mengapa gula tidak disebut ?
Mengapa gula dilupakan ?
Mari kita belajar Ikhlas seperti Gula yg larut, ia hilang tak terlihat tapi tetap memberi makna.
Gula pasir memberi rasa manis pada kopi, tapi orang menyebutnya kopi manis,
Bukan kopi gula...
Gula pasir memberi rasa manis pada teh, tapi orang menyebutnya teh manis,
Bukan teh gula...
Orang menyebut Sirup Pandan, Sirup apel, Sirup jambu...
Padahal bahan dasarnya GULA...
Tapi gula tetap ikhlas larut dalam memberi rasa manis meski tak pernah disebut.
Tetapi sebaliknya, apabila berhubungan dengan Penyakit, barulah gula disebut..
PENYAKIT GULA
Begitulah hidup, Kadang kebaikan yg kita tanam tak pernah disebut atau dihargainya.
Tapi jika ada kesalahan akan dibesar-besarkan..
Maka tetaplah melakukan kebaikan.
Jangan berkecil hati,
Jangan mengharap pujian manusia,
Ikhlaslah seperti gula...
Larutlah seperti gula...
Meski ia menghilang tetap meninggalkan makna dan kesan yg manis,
Tetap semangat memberi kebaikan...
Tetap semangat menyebar kebaikan...
Karena kebaikan tidak mesti untuk disebut,
tapi untuk dirasakan dan memberikan manfaat
Repost postingan lama 2017
(Semoga penulisnya mendapat keberkahan)
Sumber : Grup FB