Selamat Berkarya Ananda
* Ronaldo Rozalino *
Bismillah. Percayalah dengan kemampuan dirimu sendiri Ananda semuanya, peserta didik SMAN 1 Sentajo Raya Provinsi Riau;
Peserta FLS2N SMA/MA Kuansing dari SMAN 1 Sentajo Raya Provinsi Riau:
Danil Pantasari P (Gitar Solo)
Adhim Nurfikri (Cipta Lagu)
Teza Adinda Putri (Vokal Solo Putri)
Rahel (Vokal Solo Putra)
Cintia Maherlido (Cipta Puisi)
Semoga esok/hari ini, Rabu, 31 Mei 2023 bisa menampilkan yang terbaik.
Kalian sudah menjadi juara disekolah, teman teman dikelas, orang tua, dan masyarakat sekitarmu. Apapun bidang yang kalian minati dan berbakat. Itu adalah sebuah nikmat yang perlu di syukuri.
Jejak digitalmu dalam berkarya akan diingat sepanjang masa, ketika kelak dirimu sudah berada nan jauh disana.
Yang patut di ingat percayalah, setiap kita mempunyai kemampuan dan bakat yang berbeda. Artinya setiap kita "tajam" dibidang masing masing. SemangART !
Proses sudah dilalui, hasilnya biarkan juri profesional yang menilai dan berserah diri kepada Nya.
Tanamkan dalam "mind set" ananda untuk selalu berbuat dan berkarakter baik, bermental juara, optimis, suka proses, disiplin, dan beradab dan beretika. Itu yang akan terbawa kelak sudah lepas dari bangku sekolah.
Seni dapat menghaluskan karsa dan budi, Untuk melembutkan jiwa jiwa manusia.
Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan agama hidup menjadi berfaidah dan terarah, dengan seni hidup menjadi indah dan berwarna.
Mohon doa restu dan dukungan semua sahabat yang senantiasa dirahmati Allah.
Semoga Ananda kami; Danil, Adhim, Reza, Rahel, Cintia mampu menampilkan yang terbaik di ajang Seni Budaya , Festival Lomba Seni Siswa Nasional tingkat kabupaten Kuantan Singingi. Aamiin
Fastabiqul Khoirot
Jazakumullah Khairan Khatsiran
Barakallah Fiik
Salam Budaya
Ronaldo Rozalino, S.Sn.,M.Pd
*Ketua Komisi Seni Budaya Islam MUI Kuantan Singingi
*Pendidik Penggiat Literasi Indonesia
*Ketua Tim Literasi & Jurnalis SMAN 1 Sentajo Raya
*Ketua Forum Literasi Kuansing
*Pembina & Pelatih Sanggar Seni Bugo SMAN 1 Sentajo Raya
*Ketua Komunitas Budaya/Owner/Pimpinan Sanggar Seni Kuantan Mekar
*Wakil Ketua IGI Kuansing
*Pengurus Asosiasi Seniman Riau
*Founder Gerakan Literasi Kuansing
*Founder Penikmat Dunia Literasi Indonesia
*Composser & Arrangger, Entrepreneur, Teacherpreneur , Writerpreneur, Bisnis Owner Leader
Dokumentasi Prosesi Latihan FLS2N SMA Kuansing oleh Peserta Didik SMAN 1 Sentajo Raya Provinsi Riau
Waktu kecil dulu, telinga saya sering mendengar lagu Aicha (dibaca: Aisyah) yang dibawakan para penyanyi gambus. Setelah dewasa saya tahu bahwa penyanyi aslinya adalah Cheb Khaled, seorang penyanyi Arab yang juga sukses di Prancis. Lagu Aicha adalah lagu cinta yang bercerita tentang rasa cinta dan pujian terhadap sesosok wanita yang amat cantik dan begitu mewah bernama Aicha. Semua permata dan perhiasan diberikan untuknya sebab tak ada yang terlalu bagus untuk sosok secantik Aicha. Tapi bagaimana pun Aicha menolaknya karena ia layak mendapat yang lebih dari semua itu. Sebagai lagu cinta, lagu Aicha yang dibawakan Cheb Khaled itu biasa saja. Ia tak memiliki nilai lebih dari sekedar lagu romantis yang nge-hits di masanya.
Di tahun 2017, Projector Band asal Malaysia membuat lagu cinta lain yang juga berjudul Aisyah (Satu Dua Tiga Cinta Kamu). Isinya tentang seorang lelaki yang mencoba meyakinkan perempuan bernama Aisyah bahwa ia benar-benar mencintainya. Tak ada yang berkesan dari lagu ini untuk diceritakan sebab sepertinya tak begitu sukses, beda dengan lagunya Cheb Khaled sebelumnya.
Di tahun yang sama, Mr. Bie membuat versi lain dari lagu Projector Band di atas, tapi isinya bukan tentang istrinya sendiri yang kebetulan juga bernama Aisyah melainkan tentang sosok Aisyah bint Abu Bakr, istri Rasulullah. Nah lagu versi Mr Bie ini kemudian viral di Indonesia di tahun 2020 ini dan dinyanyikan ulang oleh banyak penyanyi.
Sosok Sayyidah Aisyah adalah salah satu sosok yang memang penting untuk diketahui. Ia adalah salah satu sosok yang disebut dengan berbagai keburukan oleh kalangan Syi'ah ekstrem, baik secara fisik mau pun akhlak. Beberapa buku tentang keutamaan Sayyidah Khadijah yang ditulis oleh penulis Syiah biasanya menyelipkan beberapa sindiran pada sosok Aisyah yang disebut mandul dan dikesankan suka membantah.
Lirik gubahan Mr. Bie tampak ingin mematahkan itu semua dengan memunculkan bagaimana sebenarnya sosok Sayyidah Aisyah bersama Rasulullah. Ia adalah sosok istri yang cantik, shalihah dan punya beberapa kisah romantis bersama Rasulullah. Dalam poin ini, upaya Mr. Bie ini patut diacungi dua jempol. Ia nampaknya berhasil memperkenalkan sosok Sayyidah Aisyah kepada generasi milenial dalam citra yang sebenarnya dan bahwa Rasulullah sangat mencintainya.
Sayyidah Aisyah adalah sosok yang berparas mirip Sayyyidah Khadijah. Ia mewarisi kecantikan dan kesetiaan Khadijah. Hanya saja karena usia yang berbeda jauh, publik mendapat beberapa kisah canda dan romantisme suami istri dari sosok Sayyidah Aisyah, sesuatu yang jarang diceritakan oleh Sayyidah Khadijah atau Ummul mukminin lain yang lebih dewasa. Namun justru dari situ publik bisa mendapat bocoran bagaimana seorang Rasul sebagai suami memperlakukan para istrinya.
Rasulullah adalah seorang suami teladan. Tak ada istri yang diperlakukan berbeda melebihi yang lain. Beliau mengunjungi semua istrinya setiap hari dan memperlakukan mereka dengan baik. Beliau adalah sosok yang romantis pada mereka semua hingga mereka saling cemburu ketika melihat Rasulullah bersama salah satu dari mereka.
Sayangnya, jari ini terasa agak kelu untuk bercerita tentang kecantikan mereka. Sungkan rasanya bercerita tentang fisik ummul mukminin.
---
Kecantikan fisik ummul mukminiin hanya untuk dimiliki oleh Rasulullah shallahu'alaihiwasallam, dan teladan perilaku mereka Radhiyallahu'anhunna utk semua mukminin (khususnya mukminat), apakah begitu Yai Abdul Wahab Ahmad?
---
betul sekali
---
Kritiknya alus kyai, berbalut apresiasi. Salut.
---
Allahumma salli a'laa sayyidina Muhammad wa'ala aali sayyidina Muhammad wa'ala alihi wassahbili wassalam
---
Allahumma Shalli wasallim wabarik 'alaihi
---
Saya bertanya dr sudut orang yang muak dgn perdebatan tentang boleh tidaknya lagu 'aisyah' tersebut :
Lantas inti dr tulisan panjenengan gus.. lagu untuk Siti Aisyah itu di perbolehkan atau tidak? Secara hukum dan adab.
Ngapunten gus🙏🙏🙏
---
boleh asal dibawakan dengan adab tanpa mengesankan seolah ada lelaki yang naksir istri orang atau ada sosok wanita yang direkam seolah Sayyidah Aisayah
---
Makanya pertama dengerin versi Indonesia kok vulgar banget...Ndak sreg rasanya... Pas Nemu versi Arab nya... Bagus banget...
---
saya gak tahu versi arabnya malah. hehe
---
Abdul Wahab Ahmad niki yai versi arabnya
https://www.facebook.com/ahmad.tsauri.92/videos/10213197509771361/?app=fbl
---
Penyebutan salah satu fisik beliau yang menggambarkan keanggunannya, konon utk menohok tuduhan terhadap beliau berkulit hitam.
Nah, utk mengerodd tuduhan ini, apa tidak boleh kita menyatakan kulit beliau tidak hitam dengan diksi seperti dalam lagu itu, sidi..? (Kulit putih bersih)
-
---
boleh sidi, beliau memang cantik sebagaimana para ummul mukminin lainnya. Asal dibawakan dengan adab, tak ada masalah.
---
A'isyah istri Rasulullah
Mulia indah cantik berseri
Kulit putih bersih merahnya pipimu
Dia aisyah putri abu bakar
Istri rasulullah
Sungguh sweet nabi mencintamu
Hingga nabi minum di bekas bibirmu
Bila marah nabi kan memanja
Mencubit hidungnya
Aisyah..
Romantisnya cintamu dengan nabi
Dengan baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama hingga ujung nyawa
Kau disamping rasulullah
----
اللهم صلّ على سيدي وحبيبي وطبيب قلبي وجسدي وروحي سيدي رسول الله محمد ابن عبد الله الصادق الأمين وعلى آله وصحبه أجمعين
---
ini bu,
https://www.youtube.com/watch?v=N7aRDIV2DUk
---
sejumlah hadits shahih Beberapa diantaranya:
وأخرج الطبراني والبيهقي بسند صحيح عن حكيمة بنت أميمة عن أمها قالت كان للنبي {صلى الله عليه وسلم} قدح من عيدان يبول فيه ويضعه تحت سريره فقام فطلبه فلم يجده فسأل عنه فقال أين القدح قالوا شربته برة خادم أم سلمة التي قدمت معها من أرض الحبشة فقال النبي {صلى الله عليه وسلم} لقد احتظرت من النار بحظار
“Dan telah dikeluarkan Ath Thabrani dan Baihaqi dengan sanad shahih dari Hukaimah binti Umaimah dari Ibunya yang berkata Nabi SAW memiliki bejana dari pelepah kurma yang beliau gunakan untuk buang air kecil pada waktu malam hari di bawah ranjangnya, suatu hari Nabi meminta bekas itu dan tidak menemuinya lalu bertanya: ‘di manakah bejana itu?’ Dia menjawab: ‘Ia diminum oleh Barrah, pembantu Ummu Salamah yang datang bersama dengannya dari tanah Habsyah’ Maka bekata Nabi SAW: ‘Dia telah diharamkan dari api neraka’” [Imam as-Suyuthi, Khasa’is al-Kubra, 2/377; ath-Thabrani, Mu’jam al-Kabir, 24/205, No. 527; al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, 7/67, No. 13184]
وامتص مالك بن سنان والد أبي سعيد الخدري الدم من وجنته صلى الله عليه وسلم حتى أنقاه، فقال: (مُجَّه)، فقال: والله لا أمجه، ثم أدبر يقاتل، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: (من أراد أن ينظر إلى رجل من أهل الجنة فلينظر إلى هذا)، فقتل شهيداً.
“Malik bin Sinan ayah Abu Said al-Khudri telah menyedot darah (yang luka) dari pipi Rasulullah SAW sampai menelannya. Nabi SAW bersabda: ‘Ludahkanlah itu’ Malik bin Sinan menjawab: ‘Demi Allah, aku tidak akan meludahkannya’, Kemudian dia berbalik dan berperang. Berkatalah Nabi SAW: ‘Barangsiapa ingin melihat seseorang dari penduduk surga, hendaklah ia melihat orang ini’, Malik bin Sinan kemudian mati syahid.” [Shafiyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, hal 219; Ibn Qayyim, Zadul Ma`ad, jilid 3, hal 94]
ﻗَﺎﻝَ ﻓَﻮَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﺗَﻨَﺨَّﻢَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻧُﺨَﺎﻣَﺔً ﺇِﻻَّ ﻭَﻗَﻌَﺖْ ﻓِﻰ ﻛَﻒِّ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻓَﺪَﻟَﻚَ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﺟْﻬَﻪُ ﻭَﺟِﻠْﺪَﻩُ
“Miswar dan Marwan berkata: ‘Demi Allah Setiap Rasulullah SAW berdahak, pasti dahak beliau jatuh ke tangan salah seorang sahabat, lalu ia gosokkan ke wajah dan kulitnya.’” [HR Bukhari, No 70 dan 2731]
( ﻋﻦ ﺃَﺑِﻰ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻭَﺑِﻼَﻝٍ ) ﺛُﻢَّ ﺩَﻋَﺎ ﺑِﻘَﺪَﺡٍ ﻓِﻴﻪِ ﻣَﺎﺀٌ ﻓَﻐَﺴَﻞَ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻭَﻭَﺟْﻬَﻪُ ﻓِﻴﻪِ ، ﻭَﻣَﺞَّ ﻓِﻴﻪِ ، ﺛُﻢَّ ﻗَﺎﻝَ « ﺍﺷْﺮَﺑَﺎ ﻣِﻨْﻪُ ، ﻭَﺃَﻓْﺮِﻏَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﻭُﺟُﻮﻫِﻜُﻤَﺎ ﻭَﻧُﺤُﻮﺭِﻛُﻤَﺎ ، ﻭَﺃَﺑْﺸِﺮَﺍ » . ﻓَﺄَﺧَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘَﺪَﺡَ ﻓَﻔَﻌَﻼَ
“Rasulullah SAW menyuruh kepada Abu Musa dan Bilal untuk mengambil tempat air, lalu beliau membasuh kedua tangan dan wajahnya serta memuntahkan air kumur ke wadah tersebut dan beliau bersabda: ‘Minumlah oleh kalian, siramkan ke wajah dan leher kalian, dan berbahagialah!’ Kemudian dua sahabat itu melakukannya.” [HR Bukhari No. 4328; Muslim, No. 6561]
ﻭَﺍﻟْﻐَﺮَﺽ ﺑِﺬَﻟِﻚَ ﺇِﻳﺠَﺎﺩ ﺍﻟْﺒَﺮَﻛَﺔ ﺑِﺮِﻳﻘِﻪِ ﺍﻟْﻤُﺒَﺎﺭَﻙ
al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: “Tujuan diatas karena ludah Rasulullah yang mengandung berkah.” [Ibnu Hajar, Fath al-Baari, 1/300]
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﻗَﺎﻝَ ﺩَﺧَﻞَ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻋِﻨْﺪَﻧَﺎ ﻓَﻌَﺮِﻕَ ﻭَﺟَﺎﺀَﺕْ ﺃُﻣِّﻰ ﺑِﻘَﺎﺭُﻭﺭَﺓٍ ﻓَﺠَﻌَﻠَﺖْ ﺗَﺴْﻠُﺖُ ﺍﻟْﻌَﺮَﻕَ ﻓِﻴﻬَﺎ ﻓَﺎﺳْﺘَﻴْﻘَﻆَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻰُّ - ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﻓَﻘَﺎﻝَ « ﻳَﺎ ﺃُﻡَّ ﺳُﻠَﻴْﻢٍ ﻣَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟَّﺬِﻯ ﺗَﺼْﻨَﻌِﻴﻦَ » . ﻗَﺎﻟَﺖْ ﻫَﺬَﺍ ﻋَﺮَﻗُﻚَ ﻧَﺠْﻌَﻠُﻪُ ﻓِﻰ ﻃِﻴﺒِﻨَﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﻣِﻦْ ﺃَﻃْﻴَﺐِ ﺍﻟﻄِّﻴﺐِ
“Sahabat Ummu Sulaim mengambil keringat Nabi SAW dan menaruhnya ke dalam botol sebagai minyak wangi. Setelah ditanya oleh Rasulullah SAW, Ummu Sulaim menjawab: ‘Ini adalah keringatmu. Kami jadikan minyak wangi kami. Dan keringat itu adalah minyak yang paling harum.’” [HR Muslim, No. 6201]
---
Oleh:
Wawan Gunawan Abdul Wahid
Anggota MTT PP Muhammadiyah
Alumni Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut
Pendahuluan
Saat ini sedang viral sebuah lagu yang isinya menceritakan tentang sosok isteri Nabi Saw., Sayidah Aisyah radliyallahun 'anha. Lagu yang sesungguhnya hasil kecerdikan seniman tanah jiran ini disajikan dengan adaptasi disini dengan
menyesuaikan rasa bahasa dan musik orang Indomesia. Salah satu kekuatan lagu Aisyah adalah detailnya yang relatif utuh menceritakan sosok fisik dan non fisik Sayidah Asiyah. Tentu saja tidak mungkin sebutkan Sang Humaera tanpa sebutkan Kekasihnya, Sang Musthafa Muhammad Saw. Itu membuat syair lagu Aisyah begitu sangat manusiawi yang karenanya indah dan penuh pesona. Pilihan irama musik yang bergembira semakin menjadikan lagu Aisyah enak di telinga dan memapar jiwa yang mencinta. Luar biasa.
Lagu Aisyah Dipersoalkan
Di tengah masyhurnya lagu Asiyah sekarang disini datang pertanyaan dari kalangan seniman Muslim tertentu. Pantaskah sosok isteri Nabi Saw didendangkan dalam syair lagu? Benarkah yang diceritakan dalam syair Aisyah itu sesuai hadis Nabi Saw? Ada tujuan bisnis dalam lagu Aisyah?
Saya jawab yang kedua dahulu. Secara umum syair lagu Aisyah itu merujuk riwayat tentang Aisyah. Untuk memastikannya silahkan dicek dengan cara membaca empat rujukan kitab. Pertama buku yang berjudul Nisa an Nabiy karya Aisyah bint asy Syathi. Kedua Muhammad Rasulullah karya Muhammad ash Shadiq Ibrahim Arjun pada jilid
dua dan tiga tentang Asiyah. Ketiga, kitab ath Thabaqat Al Kubra yang lebih masyhur dengan tajuk Thabaqat ibn Sa'ad karena penulisnya bernama Muhammad bin Sa'ad bin Maniyi' Al Hasyimi Al Basri. Keempat, pastikan seluruh cerita dalam tiga kitab itu dengan membaca ulang semua cerita seluruh kitab hadis dengan entri Aisyah binti Abi Bakr atau Aisyah saja. Sosok Aisyah yang berani seberani saudarinya, Asma binti Abi Bakr, cerdas, cantik, pencemburu jika disebut nama Sayidah Khadijah, dan seterusnya terungkap terang benderang.
Bolehkah menceritakan sosok Aisyah dalam syair lagu kemudian didendangkan ke publik?
Menjawab segera pertanyaan di atas perlu membandingkannya dengan sosok Sang Mushthafa Muhammad Saw. Secara manzilah sosok Nabi Saw tentu lebih "sakral" dari sosok Sayidah Aisyah. Lebih dari tiga puluhan lalu dengan sangat apik Penyair Taufik Ismail dengan sangat cerdas berkolaborasi dengan memasok Bimbo narasi tentang Nabi Saw meskipun masih sangat kecil dari deposit fragmen hayat Nabi Saw yang melimpah itu. Pendengar dan penikmat musik dan lagu-lagu Bimbo dibuat seolah Nabi Saw hadir di hadapannya. Seringkali saya meneteskan air mata karena dibuat rindu oleh keindahan susunan kata dan irama dalam lagu itu. Setiap tanggal 12 Rabiul awal saya termasuk yang seharian penuh mendengar berulang kali syair lagu itu untuk sedikit membayar kerinduan yang membuncah jiwa.
Mengapa sosok Sayidah Aisyah dipermasalahkan sementara sosok Tuhan pun disni dinyanyikan sejak awal 1980an. Karena tingkat objektivikasi kata dalam syair lagu Tuhan itu sedemikian inklusif ia diterima dan dinyanyikan oleh berbagai ummat beragama.
Tuhan Maha Tahu Segalanya
Hanya Tuhan yang Tahu tentang manusia sejak awalnya hingga akhirnya. Seluruh hajat yang diperlihatkan manusia ada di kedipanNya. Diantara kesukaan manusia adalah gandrung mendengar membaca cerita tentang dirinya yang diperankan oleh manusia manusia pilihannya. Karena itu jika mendendangkan lagu tentang Sayidah Aisyah dipersoalkan lalu buat apa Tuhan ceritakan romansa antara Yusuf dengan Zulaikha dan antara Musa dengan Gadis Syuaib?
Ada Bisnis dalam Lagu Asiyah?
Soalan ketiga yang dicuatkan adalah tentang berbisnis lagu dengan sosok Aisyah?
Menjawab pertanyaan ini mesti meletakannya dalam bingkai berkesenian. Sejauh bacaan saya Nabi Saw sangat menghargai kesenian dan karena itu orang berkesenian diapresiasi dan diberi tempat oleh Nabi Saw. Itu terbaca saat Nabi Saw membayar secara profesional dua orang perempuan Habasyah yang mainkan alat perkusi di depan pintu kamar Nabi Saw. Bahwa kesenian diberi tempat oleh Nabi Saw itu terungkap dari fakta bahwa penyajian musik di tengah walimah pernikahan bagian dari keutuhan acara pernikahan. Nabi Saw sempat menegur Sayidah Aisyah saat alpa tidak menyiapkan perangkat musik dalam suatu acara pernikahan orang Ansar.
Salah satu ekspresi berkesenian adalah menyusun dan mengubah syair. Syi'ir dalam bahasa Arab dan syair dalam bahasa Indonesia adalah wahana berkesenian yang sudah dikenal sejak era Jahiliyah. Tersebutlah al-muallaqat yang disebut sebagai syair syair pilihan yang ditempel di dinding Ka'bah. Pada masa perjuangan dakwah Islam syair difungsikan Nabi Saw sebagai pamplet, koran, majalah atau telivisi untuk menjawab dan mengimbangi bahkan mendelegitimasi propaganda anti Islam. Tersebutlah nama Abdullah bin Ruwahah, Hassan bin Tsabit dan lain-lain. Jika untuk ke medan perang para sahabat diganjar ghanimah. Perang dengan kata-kata yang tidak banyak orang yang bisa tentu saja bukan sesuatu yang "murah dan mudah" yang tidak diganjar sama sekali.
Moga bermanfaat.
---
- Dalil-Dalil Yang Mengharamkan Nyanyian:
- Berdasarkan firman Allah:
- Hadits Abu Malik Al-Asy’ari ra bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya akan ada di kalangan umatku golongan yang menghalalkan zina, sutera, arak, dan alat-alat musik (al-ma’azif).” [HR. Bukhari, Shahih Bukhari, hadits no. 5590].
- Hadits Aisyah ra Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan nyanyian-nyanyian (qoynah) dan menjualbelikannya, mempelajarinya atau mendengar-kannya.” Kemudian beliau membacakan ayat di atas. [HR. Ibnu Abi Dunya dan Ibnu Mardawaih].
- Hadits dari Ibnu Mas’ud ra, Rasulullah Saw bersabda: “Nyanyian itu bisa menimbulkan nifaq, seperti air menumbuhkan kembang.” [HR. Ibnu Abi Dunya dan al-Baihaqi, hadits mauquf].
- Hadits dari Abu Umamah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Orang yang bernyanyi, maka Allah SWT mengutus padanya dua syaitan yang menunggangi dua pundaknya dan memukul-mukul tumitnya pada dada si penyanyi sampai dia berhenti.” [HR. Ibnu Abid Dunya.].
- Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Auf ra bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya aku dilarang dari suara yang hina dan sesat, yaitu: 1. Alunan suara nyanyian yang melalaikan dengan iringan seruling syaitan (mazamirus syaithan). 2. Ratapan seorang ketika mendapat musibah sehingga menampar wajahnya sendiri dan merobek pakaiannya dengan ratapan syetan (rannatus syaithan).”
- Dalil-Dalil Yang Menghalalkan Nyanyian:
- Firman Allah SWT:
- Hadits dari Nafi’ ra, katanya: Aku berjalan bersama Abdullah Bin Umar ra. Dalam perjalanan kami mendengar suara seruling, maka dia menutup telinganya dengan telunjuknya terus berjalan sambil berkata; “Hai Nafi, masihkah kau dengar suara itu?” sampai aku menjawab tidak. Kemudian dia lepaskan jarinya dan berkata; “Demikianlah yang dilakukan Rasulullah Saw.” [HR. Ibnu Abid Dunya dan al-Baihaqi].
- Ruba’i Binti Mu’awwidz Bin Afra berkata: Nabi Saw mendatangi pesta perkawinanku, lalu beliau duduk di atas dipan seperti dudukmu denganku, lalu mulailah beberapa orang hamba perempuan kami memukul gendang dan mereka menyanyi dengan memuji orang yang mati syahid pada perang Badar. Tiba-tiba salah seorang di antara mereka berkata: “Di antara kita ada Nabi Saw yang mengetahui apa yang akan terjadi kemudian.” Maka Nabi Saw bersabda: “Tinggalkan omongan itu. Teruskanlah apa yang kamu (nyanyikan) tadi.” [HR. Bukhari, dalam Fâth al-Bârî, juz. III, hal. 113, dari Aisyah ra].
- Dari Aisyah ra; dia pernah menikahkan seorang wanita kepada pemuda Anshar. Tiba-tiba Rasulullah Saw bersabda: “Mengapa tidak kalian adakan permainan karena orang Anshar itu suka pada permainan.” [HR. Bukhari].
- Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Umar melewati shahabat Hasan sedangkan ia sedang melantunkan syi’ir di masjid. Maka Umar memicingkan mata tidak setuju. Lalu Hasan berkata: “Aku pernah bersyi’ir di masjid dan di sana ada orang yang lebih mulia daripadamu (yaitu Rasulullah Saw)” [HR. Muslim, juz II, hal. 485].
- Pandangan Penulis
- Hukum Mendengarkan Nyanyian (Sama’ al-Ghina’)
- Hukum Mendengar Nyanyian Secara Interaktif (Istima’ al-Ghina’)
- Mendengarkan Musik Secara Langsung (Live)
- Mendengarkan Musik
- Musisi/Penyanyi.
- Instrumen (alat musik).
- Sya’ir dalam bait lagu.
- Waktu dan Tempat. Berikut sekilas uraiannya:
- a) Bertujuan menghibur dan menggairahkan perbuatan baik (khayr / ma’ruf) dan menghapus kemaksiatan, kemungkaran, dan kezhaliman. Misalnya, mengajak jihad fi sabilillah, mengajak mendirikan masyarakat Islam. Atau menentang judi, menentang pergaulan bebas, menentang pacaran, menentang kezaliman penguasa sekuler.
- b) Tidak ada unsur tasyabuh bil-kuffar (meniru orang kafir dalam masalah yang bersangkutpaut dengan sifat khas kekufurannya) baik dalam penampilan maupun dalam berpakaian. Misalnya, mengenakan kalung salib, berpakaian ala pastor atau bhiksu, dan sejenisnya.
- c) Tidak menyalahi ketentuan syara’, seperti wanita tampil menampakkan aurat, berpakaian ketat dan transparan, bergoyang pinggul, dan sejenisnya. Atau yang laki-laki memakai pakaian dan/atau asesoris wanita, atau sebaliknya, yang wanita memakai pakaian dan/atau asesoris pria. Ini semua haram.
- a) Memberi kemaslahatan bagi pemain ataupun pendengarnya. Salah satu bentuknya seperti genderang untuk membangkitkan semangat.
- b) Tidak ada unsur tasyabuh bil-kuffar dengan alat musik atau bunyi instrumen yang biasa dijadikan sarana upacara non muslim. Dalam hal ini, instrumen yang digunakan sangat relatif tergantung maksud si pemakainya. Dan perlu diingat, hukum asal alat musik adalah mubah, kecuali ada dalil yang mengharamkannya.
- a) Amar ma’ruf (menuntut keadilan, perdamaian, kebenaran dan sebagainya) dan nahi munkar (menghujat kedzaliman, memberantas kemaksiatan, dan sebagainya)
- b) Memuji Allah, Rasul-Nya dan ciptaan-Nya.
- c) Berisi ‘ibrah dan menggugah kesadaran manusia.
- d) Tidak menggunakan ungkapan yang dicela oleh agama.
- e) Hal-hal mubah yang tidak bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam.
- a) Amar munkar (mengajak pacaran, dan sebagainya) dan nahi ma’ruf (mencela jilbab,dsb).
- b) Mencela Allah, Rasul-Nya, al-Qur’an.
- c) Berisi “bius” yang menghilangkan kesadaran manusia sebagai hamba Allah.
- d) Ungkapan yang tercela menurut syara’ (porno, tak tahu malu, dan sebagainya).
- e) Segala hal yang bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam.
- a) Waktu mendapatkan kebahagiaan (waqtu sururin) seperti pesta pernikahan, hari raya, kedatangan saudara, mendapatkan rizki, dan sebagainya.
- b) Tidak melalaikan atau menyita waktu beribadah (yang wajib).
- c) Tidak mengganggu orang lain (baik dari segi waktu maupun tempat).
- d) Pria dan wanita wajib ditempatkan terpisah (infishal) tidak boleh ikhtilat (campur baur).