Ikhlas itu Indah
Seorang pejalan ruhani berkata pada muridnya. Jika engkau melakukan kebaikan jangan ada motif apapun selain harap akan pandangan-Nya saja. Tak apa kebaikanmu tak diketahui orang. Bahkan jika engkau bersedekah dengan tangan kananmu kalau bisa jangan sampai tahu tangan kirimu.
Pandangan makhluk terbatas. Orang baik bisa kelihatan jahat dan sebaliknya orang jahat bisa kelihatan baik. Terutama di tangan para Buzzer. Pencitraan bisa dibuat. Uang kelihatan tapi kesehatan yang lebih berharga daripada uang tidak kelihatan. Uang kelihatan tetapi oksigen yang lebih berharga tak kelihatan.
Amal kelihatan tapi ikhlas yang lebih penting tidak kelihatan. Jadi segala yang tak kelihatan bukan tidak ada tetapi ada dan bisa bernilai sangat tinggi. Zikirmu, sholatmu, sedekahmu biarkan tak kelihatan. Biarkan semua itu hanya untuk-Nya saja.
Suatu hari kelak amalmu yang tidak kelihatan itulah yang akan mengelililingimu dan membelamu di kala kesendirian yang panjang tiba. Tapi bila kau tetap dalam kebaikan semasa hidupmu maka tidak ada kesendirian yang panjang karena mereka akan menemanimu.
Tetaplah baik meski terbuka kesempatan menjadi tidak baik dan itu menguntungkan mu secara materi. Korupsi misalnya. Kau mungkin kaya karenanya, tapih hina di pandangan-Nya.
Jangan terpana pada nikmat dunia yang diberikan kepada orang-orang yang ingkar pada-Nya. Itu hanya setetes air dibanding lautan luas surga-Nya. Baiklah pada semua orang dengan niat silaturahmi (bukan semata kepentingan).
Allah perintahkan sambungkan/hubungkan silaturahim dengan sesama. Kalau dengan sesama saja diperintah apalagi dengan yang sekandung sedarah dan senasab. Jangan sampai tak berteguran.
Sehebat apapun kau rasa dirimu, kelak tidak di ajak bicara (diopenin) oleh Allah SWT di akhirat bila melakukan dua hal ini.
Pertama, memutus hubungan silaturahmi. Kedua, jika kamu menyusahkan orang lain ( misalnya jadi tetangga yang jahat, atasan yang jahat, apapun yang menzalimi orang lain).
Jadikan ridho Allah SWT adalah prioritas hidupmu. Kau akan lega. Tidak perlu ucapan terimakasih, penghargaan, tepuk tangan atas semua kebaikan yang kalu lakukan. Dalam soal kebaikan lakukan saja dan lupakan. Jangan ‘merasa’ kitalah sumber kabaikan itu. Tidak. Yang menggerakkan kita berbuat baik adalah DIA yang tak kelihatan mata.
Terserah apapun reaksi dunia luar terhadapmu, tetaplah dalam kebaikan. Penilaian manusia terhadap kita bisa salah. Tapi penilaian-Nya pasti benar. Tugas utama kita bagaimana agar diri ini lahir dan batin bisa sujud pada-Nya. Bukan sujud pada ciptaan.
Hari ini banyak raga kita yang sujud pada-Nya tapi hati sujud pada yang lain ((uang, kedudukan, syahwat). Itulah syirik tersembunyi. Kita takkan selamat dari itu kecuali dengan Rahmat-Nya.
Kejarlah rahmat-Nya ketika panggilan Azan terdengar. Gembiralah ketika bulan Suci Ramadhan tiba. Gembira karena Allah saja. Bukan gembira karena keuntungan dunia yang menyertainya. Hapuskan hasad (dengki) dari hatimu terhadap apa dan siapa saja.
Jangan cemburu lihat nikmat dunia pada orang lain. Tapi cemburulah pada orang yang merasa nikmat dalam kebaikan. Jatuh cintalah pada sumber kebaikan. Dalam hal ini Nabi pernah berdoa.
“Ya Allah, anugrahkanlan cinta Mu, cinta orang-orang yang mencintai Mu dan amal yang dapat mengantarkanku pada cinta Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta pada Mu ini lebih aku cintai dari diriku sendiri, keluargaku dan air yang sejuk.”
Sebuah doa yang indah.
✍Helfizon Assyafei
Pekanbaru, 24 Feb 2023