Koneksi Antar Materi Modul 3.3
Pengelolaan Program yang
Berdampak Positif pada Murid
Penulis : Ronaldo Rozalino, S,Sn.,M.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 10
Kab. Kuansing, Riau, SMA Negeri 1 Sentajo
Raya
Bismillah. Diharapkan
bahwa pengetahuan, ide, keterampilan, dan berbagai nilai-nilai yang telah
dipelajari dan dipahami melalui kegiatan sesi yang menghubungkan materi ke
modul-modul sebelumnya dapat diperkaya dengan tulisan reflektif ini.
Apa itu kepemimpinan murid (student agency)?
Berdasarkan
gagasan bahwa siswa memiliki kapasitas dan keinginan untuk mempengaruhi
kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka, kepemimpinan murid dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi,
dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan.
Kepemimpinan murid juga berarti bahwa siswa berpartisipasi secara aktif dalam
proses pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan
gagasan bahwa siswa memiliki kapasitas dan keinginan untuk mempengaruhi
kehidupan mereka sendiri dan dunia di sekitar mereka, kepemimpinan murid dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menetapkan tujuan, melakukan refleksi,
dan bertindak secara bertanggung jawab untuk menghasilkan perubahan.
Kepemimpinan murid juga berarti bahwa siswa berpartisipasi secara aktif dalam
proses pengambilan keputusan dan pengambilan keputusan.
Ketika siswa
menunjukkan inisiatif dalam pembelajaran mereka sendiri, yaitu berpartisipasi
aktif dalam pengambilan keputusan tentang apa dan bagaimana mereka akan
belajar, mereka cenderung menunjukkan keinginan yang lebih besar untuk belajar
dan lebih mampu menetapkan tujuan belajar yang lebih spesifik. Murid-murid
secara alami akan mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar).
Keterampilan belajar ini adalah keterampilan yang sangat penting yang mereka
akan gunakan sepanjang hidup mereka, bukan hanya sekarang.
Apa itu pengelolaan program yang berdampak positif pada
murid?
Program yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bagaimana mengelola
pembelajaran mereka sendiri membantu mereka berkembang menjadi pemimpin yang
lebih baik. Pengelolaan program yang berdampak positif pada murid mengajak para
guru untuk merenungkan kembali apa yang kita pikirkan tentang program yang
berdampak positif pada siswa. Kepemimpinan siswa (student agency) dapat
ditingkatkan oleh program sekolah, baik intrakurikuler, kokurikuler, atau
ekstrakurikuler.
Jika guru
mendorong siswa untuk menjadi pemimpin dalam program sekolah, mereka tidak
hanya akan menjadi siswa yang lebih bertanggung jawab, berdaya, dan
berkontribusi, tetapi mereka juga akan memiliki pengalaman dan pembelajaran
yang lebih bermakna. Efek positif dari pendidikan ini akan terus dirasakan oleh
siswa sepanjang hidup mereka.
Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah
mempelajari materi tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada
murid, penulis semakin sadar bahwa peran guru adalah membimbing dan menuntun
murid agar mereka mampu memimpin proses belajarnya sendiri sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Semakin percaya diri untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang berpusat pada murid dengan tujuan meningkatkan
kepemimpinan murid (agen siswa) terutama berkaitan dengan penguatan Profil
Pelajar Pancasila. dimana siswa memiliki kemampuan untuk mengatur pembelajaran
mereka sendiri, membuat keputusan, menyuarakan pendapat mereka, mengajukan
pertanyaan, dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi
pada komunitas belajar mereka, dan mengkomunikasikan apa yang mereka pahami
kepada orang lain.
Guru harus
sadar dan merencanakan untuk terus terbangun dan menguatkan kepemimpinan siswa
(agensiswa). Ini dapat dicapai dengan memberikan ruang dan melibatkan siswa
dalam memberikan suara (suara), pilihan (pilihan), dan kepemilikan
(kepemilikan). mengizinkan murid saat program sekolah direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi sehingga lingkungan sekolah menumbuhkan
kepemimpinan murid. Guru menyadari murid sebagai mitra guru dalam pembelajaran,
mengupayakan lingkungan sekolah yang mendukung pertumbuhan murid yang mampu
menjadi pemimpin dalam proses pembelajarannya sendiri, dan menerapkan konsep
kepemimpinan murid dalam penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?
Kepemimpinan
siswa sangat penting untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila: orang yang
berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, berpikir
kritis, dan kreatif. Dalam proses pembelajaran, siswa memiliki suara (suara),
pilihan (pilihan), dan kepemilikan. Selanjutnya, siswa belajar menjadi pemilik
proses belajarnya sendiri melalui suara, pilihan, dan kepemilikan ini. Tugas
guru menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya di mana siswa memiliki
suara, pilihan, dan kepemilikan atas pikiran, niat, dan tindakan mereka.
Beberapa
ciri lingkungan yang mendorong kepemimpinan murid adalah sebagai berikut: 1)
Memberikan kesempatan kepada murid untuk menggunakan pola pikir dan emosi yang
positif, 2) Meningkatkan keterampilan berinteraksi sosial, 3) Mempelajari cara
mencapai tujuan akademik dan non-akademik, 4) Menerima dan memahami kekuatan
diri, sesama, masyarakat, dan lingkungan di sekitarnya, dan 5) Membuka mata
untuk menentukan dan menindaklanjuti tujua
Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul
ini dengan modul-modul sebelumnya?
Untuk
benar-benar berdampak pada siswa, program sekolah harus dirancang dan dikelola
dengan baik. Modul-modul sebelumnya saling mendukung dan melengkapi dalam
proses pembelajaran yang bermanfaat bagi siswa.
Modul 1.1 Filosofi Ki Hajar Dewantara.
Untuk
memastikan bahwa anak-anak dapat bahagia dan selamat sebagai anggota
masyarakat, guru memiliki tugas strategis untuk mengajarkan mereka semua yang
ada di alam semesta. Mengawasi program sekolah yang berdampak pada siswa harus
melibatkan siswa dan mempertimbangkan potensi dan keadaan alami siswa. Modul
ini juga membahas bahwa setiap siswa adalah individu yang berbeda dan unik,
sehingga guru harus mendidik siswa sesuai dengan sifat alami mereka.
Modul 1.2 Nilai dan peran guru penggerak
Untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dan kemerdekaan belajar, guru penggerak
harus memiliki nilai-nilai berikut: mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif,
dan berpihak pada siswa. Seorang guru tidak hanya harus memimpin pembelajaran
di kelas, tetapi juga harus mengelola program sekolah dengan cara yang
menguntungkan murid.
Modul 1.3 Visi guru penggerak
Guru harus
memiliki tujuan yang akan membawa perubahan, baik di sekolah maupun di kelas.
Untuk mencapai perubahan tersebut, guru harus memahami pendekatan manajemen
perubahan yang dikenal sebagai Inkuiri Apresiatif (IA). Pendekatan ini
digunakan dalam model BAGJA untuk merencanakan dan mengelola program sekolah
yang berdampak pada siswa. Proses ini dimulai dengan memetakan aset atau sumber
daya sekolah dan mengembangkan aset atau potensi yang dapat digunakan untuk
merencanakan program yang berdampak pada siswa.
Modul 1.4. Budaya Positif.
Tempat yang
mendukung potensi, minat, dan profil belajar siswa, terutama kekuatan alam pada
anak-anak Ibarat petani, guru harus dapat mengoptimalkan sumber daya lingkungan
yang baik dan mengembangkan budaya yang baik agar anak-anak dapat tumbuh sesuai
dengan alam dan zaman mereka, serta mendukung program yang berdampak pada
siswa.
Modul 2.1 Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar
murid
Pembelajaran
berdiferensiasi, solusi untuk berbagai karakteristik dan kecerdasan siswa,
dapat digunakan oleh guru untuk menyediakan pembelajaran yang lebih sesuai
dengan siswa mereka. Sebelum menggunakan pembelajaran berdiferensiasi, guru
harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar, minat, dan profil belajar siswa
mereka. Ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan atau aset murid.
Modul 2.2 Pembelajaran
emosional dan sosial
Guru dididik
untuk mengembangkan kompetensi sosial pada siswa mereka. Salah satu pendekatan
yang digunakan adalah teknik kesadaran diri, atau kesadaran diri. Metode ini
didasarkan pada program yang menguntungkan siswa dan mendukung kebebasan
belajar dan budaya positif di sekolah.
Modul 2.3, Coaching
untuk supervisi akademik.
Coaching
digunakan oleh pemimpin pembelajaran untuk membantu anak-anak mengembangkan
potensi mereka dan mengeksplorasi proses berpikir mereka. Dalam pengelolaan
program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi
untuk membangun sumber daya murid, membangun kepemimpinan murid, dan menggali
potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan seperti keselamatan dan
kesejahteraan.
Modul 3.1 Pengambilan
keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan seorang pemimpin.
Keputusan
yang dibuat oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran harus sesuai dengan
prinsip, paradigma, prinsip, atau nilai yang digunakan dalam pengambilan
keputusan, terutama dalam hal dilema etika atau bujukan moral.
Modul 3.2 Pemimpin
dalam pengelolaan sumber daya
Semua aset
sekolah, baik fisik maupun non-fisik, harus diperiksa dan diidentifikasi oleh
guru sebagai pemimpin pembelajaran dan pengelola program sekolah. Pendekatan
berbasis aset atau kekuatan—juga dikenal sebagai pendekatan berbasis
masalah—akan lebih mampu memaksimalkan potensi sekolah sebagai komunitas
belajar. Paradigma berpikir harus mempertimbangkan manfaat sekolah. Pengelolaan
program yang berdampak pada siswa dapat direncanakan dengan berfokus pada aset
yang dimiliki.
Modul 3.3 Pengelolaan
program yang berdampak positif pada murid
Pengembangan
sekolah melibatkan pemanfaatan tujuh aset atau modal, yaitu modal manusia,
modal sosial, modal fisik, modal lingkungan dan alam, modal finansial, modal
politik, dan modal agama dan budaya. Pendidik yang bertanggung jawab harus
dapat mengidentifikasi dan mengelola semua aset ini dengan cara yang paling
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Jelaskan perspektif program yang berdampak positif pada
murid dan bagaimana program atau kegiatan sekolah harus direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi agar program dapat berdampak positif pada murid?
Program yang
berdampak positif pada siswa dimulai dan dikelola oleh sekolah yang melibatkan
kepemimpinan murid—atau organisasi murid—dengan memberikan ruang dan mendorong
kepemilikan, pilihan, dan suara. Pada akhirnya, budaya positif dan rasa bahagia
(well-being) dibangun di sekolah. Anak-anak yang memiliki potensi dan bakat
yang beragam dapat digali dan dituntun menuju kebahagian yang
setinggi-tingginya. Berkolaborasi untuk menentukan program atau kegiatan
sekolah dengan perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi evaluasi memberdayakan
aset dan kekuatan sumber daya sekolah. Pada akhirnya, dampak positif yang
diharapkan pada siswa terpenuhi.
Perencanaan
program dilakukan secara kolaboratif berdasarkan kebutuhan siswa dengan
menciptakan lingkungan yang mendorong kepemimpinan siswa. Sekolah menggunakan
sumber daya, aset, modal, potensi, dan kekuatan yang dimilikinya untuk
melakukan perubahan melalui paradigma inkuiri apresiatif BAGJA, yang memberikan
ruang bagi murid untuk memberikan suara, pilihan, dan kepemilikan.
Dengan
mengikuti program atau kegiatan ini, siswa diberi kesempatan untuk bertindak
sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri. Melalui proses yang
memerdekakan, siswa mampu mempromosikan suara, pilihan, dan kepemilikan diri.
Ini memungkinkan siswa menjadi agen perubahan, dan guru menjadi mitra belajar
siswa dengan membantu dan memberikan umpan balik (feedback) atas kemajuan
belajar mereka.
Untuk
menilai program atau kegiatan ini, guru dan siswa bekerja sama untuk melakukan
penilaian, refleksi, dan evaluasi yang menyeluruh, sistematis, berkala, dan
berkelanjutan. Penilaian ini juga mengevaluasi apakah program atau kegiatan
telah mencapai tujuan yang diharapkan dan apakah telah mencapai aspirasi murid
(suara, pilihan, dan kepemilikan).
Salam Guru Penggerak
Guru Bergerak , Indonesia Maju
My Media Sosial Digital
Ronaldo Rozalino https://s.id/RonaldoRozalino