Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Ronaldo Rozalino, S.Sn.,M.Pd
CGP Angkatan 10 Kab. Kuansing, Riau
SMA Negeri 1 Sentajo Raya
Tujuan: CGP mampu menghubungkan materi modul ini dengan modul- modul yang didapatkan sebelumnya.
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud
dengan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan
bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam
kelas,
sekolah,
dan masyarakat sekitar sekolah.
a) Sumber daya suatu komunitas (dalam hal ini sekolah) adalah bagian integral. Seorang pemimpin harus dapat mengelola sumber daya ini dengan baik. Membangun, mengembangkan, dan memajukan komunitas bergantung pada pemanfaatan sumber daya yang ada dalam komunitas. Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ini harus berpusat pada siswa dan menguntungkan mereka.
b) Komponen biotik dan abiotik ekosistem sekolah saling bergantung dan saling berhubungan, menciptakan ekosistem yang seimbang dan dinamis. Keberhasilan sekolah dalam mencapai visi dan misi, termasuk kegiatan pembelajaran, bergantung pada hubungan yang baik antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua, pengawas sekolah, dan masyarakat sekitar. Hubungan yang baik ini juga mempengaruhi komponen abiotik sekolah, seperti keuangan, sarpras, dan lingkungan.
c) Pemimpin pembelajaran harus
mengelola tujuh modal utama sekolah secara efektif sebagai aset dan kekuatan.
Modal manusia, modal sosial, modal agama dan budaya, modal politik, modal
lingkungan, modal fisik, dan modal finansial adalah tujuh modal utama sekolah.
Pemimpin pembelajaran harus selalu menerapkan pendekatan berbasis aset dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menggali potensi dalam menciptakan
pembelajaran yang berkualitas.
a) Pembelajaran yang lebih baik dan lebih berpusat pada peserta didik dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya yang tepat. Pengelolaan modal utama manusia (dalam hal ini guru dan tenaga kependidikan) bersama dengan peningkatan kompetensi guru melalui workshop, diklat, dan seminar pembelajaran dapat membuat pembelajaran di kelas semakin inovatif dan berkualitas. Selain itu, tenaga pendidik yang berpengalaman memiliki kemampuan untuk mengatur sekolah dengan baik dan tertib. Orang tua, pengawas, dan masyarakat dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran untuk memberikan pengalaman lebih lanjut kepada siswa tentang keterampilan hidup.
b) Modal sosial dapat dicapai melalui kerja sama antar rekan sejawat guru. Kerja sama ini memungkinkan pembelajaran yang aktif, inovatif, dan menyenangkan, serta saling berbagi praktik baik untuk memberikan inspirasi untuk kegiatan pembelajaran yang lebih baik. Untuk menumbuhkan budaya positif dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang aman, nyaman, dan kondusif, aturan dan tata tertib sekolah dibuat.
c) Pengendalian modal agama dan budaya melalui kebiasaan: kebiasaan yang baik dapat membantu menumbuhkan siswa yang bermoral, sehingga pembelajaran di kelas dapat berlangsung dengan lancar. Modal fisik, yang mencakup infrastruktur dan bangunan yang dikelola dengan baik, dapat membuat lingkungan belajar yang nyaman bagi siswa. Pemimpin yang bertanggung jawab atas modal politik Kebijakan: Kebijakan yang diambil harus membantu belajar. Modal lingkungan digunakan oleh siswa sebagai sumber pembelajaran mereka untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan mendorong kreativitas dan pemikiran kritis. Anggaran sekolah yang diperlukan dapat dipenuhi dengan cara yang tepat, efisien, dan efektif melalui pengelolaan modal finansial yang diatur dengan aturan yang jelas.
Ini adalah contoh implementasi langsung.
1. Di dalam ruang kelas
a) Memanfaatkan ruang dan fasilitas kelas secara efektif dan efisien untuk
kegiatan pembelajaran b) Memberikan ruang kreatifitas kepada siswa
c) Berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam pengelolaan
sumber daya kelas
d) Menggunakan sumber daya keuangan untuk memenuhi kebutuhan
kelas
2. Di sekolah
a) Berkolaborasi dengan warga sekolah mengenai pemetaan aset sekolah untuk
kegiatan pembelajaran
b) Membentuk komunitas belajar
c) Menggunakan sarana prasarana yang ada untuk mencapai
tujuan sekolah
d) Secara efektif memanfaatkan modal finansial untuk
pembiayaan program sekolah
3. Di sekitar sekolah
a) Menjalin hubungan dengan komunitas
b) Membentuk komite sekolah
c) Bekerja sama dengan institusi di sekitar sekolah untuk
mendukung program sekolah
Pada dasarnya, sekolah, masyarakat sekitar, dan kelas adalah sumber daya yang
dapat dikelola dengan baik berdasarkan kekuatan dan potensi masing-masing.
Namun demikian, keduanya juga harus menjadi sasaran untuk mengoptimalkan sumber
daya yang ada.
Sebelum menerapkan pengelolaan
sumber daya, CGP harus memetakan atau mengidentifikasi tujuh aset sekolah bersama dengan cara untuk menggunakannya. Modal manusia, modal fisik, sosial,
lingkungan/alam, keuangan, politik, agama, dan budaya adalah ketujuh aset.
Banyak hal terkait jelas diperlukan agar implementasi berhasil. Di antaranya
termasuk perencanaan kegiatan yang cermat, kerja sama dengan kepala sekolah,
pemetaan aset sekolah, diseminasi kepada karyawan melalui pelatihan menggunakan
blog, dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Implementasi di kelas disesuaikan dengan kekuatan dan potensi murid dalam proses pembelajaran. Strategi didasarkan pada kebutuhan dan potensi murid untuk membuat suasana kelas yang menyenangkan. bukan hanya di kelas tetapi juga di lingkungan sekitar kelas sebagai sumber belajar. Untuk saat ini, implementasi di institusi pendidikan dilakukan dengan duplikasi kelas contoh yang ada. Selanjutnya, strateginya adalah melalui kolaborasi dengan kepala sekolah dan kolaborasi semua warga sekolah. Diharapkan strategi ini akan menghasilkan budaya sekolah yang positif, dan implementasinya akan menghasilkan kerja sama di masyarakat sekitar. Strategi melalui penyebaran informasi tentang pencapaian sekolah dan membuka kesempatan untuk bekerja sama dalam proses pembelajaran.
Pengelolaan sumber daya yang tepat akan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi siswa. Jika sesuai, siswa akan senang karena dapat berpartisipasi langsung dalam proses pengelolaan. Selain itu, akan senang menjadi bagian dari proses. Hal ini akan memberi siswa perasaan bahwa mereka adalah aset yang ada di sekolah dan di kelas mereka.
Dengan memiliki ini, mereka akan lebih menghargai dan menjaganya. Kelas akan menjadi lebih baik dalam keadaan seperti ini. Murid akan lebih tertarik untuk belajar jika ada suasana hati yang bahagia dan kelas yang menyenangkan. Pada akhirnya, belajar dengan sungguh-sungguh akan dapat menghasilkan siswa yang berkualitas. Selain itu, jelas bahwa siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai kebajikan yang dipegang saat mengelola aset kelas.
Oleh karena itu, semua sumber daya
yang dimiliki harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.
Kesimpulan tentang pengelolaan sumber daya berikut menunjukkan keterkaitan materi.
Modul 3.1
Mengelola menunjukkan bahwa ada
hubungan antara materi pemimpin pembelajaran tentang pengelolaan sumber daya
dan materi tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Sebagai
pemimpin pembelajaran, mereka harus dapat membuat keputusan yang tepat tentang
bagaimana mengelola sumber daya yang ada di sekolah; jika mereka melakukan
keputusan yang tepat, pengelolaan sumber daya juga akan tepat. Selain itu,
dengan membuat keputusan yang tepat tentang cara memanfaatkan sumber daya,
mereka dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dalam proses pembelajaran, seorang guru selalu menghadapi dua situasi: dilema etika dan motivasi moral yang diperlukan untuk mengambil keputusan. Sebagai pemimpin pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang baik, mereka harus membuat keputusan yang menguntungkan semua pihak yang terlibat, menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan berdasarkan empat paradigma, tiga prinsip, dan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Prinsip ini sangat penting karena sangat berkaitan dengan manajemen sumber daya sekolah.
Kekuatan dan potensi adalah pemimpin
dalam pengelolaan sumber daya. Sekolah dapat memanfaatkan kekuatan dan potensi
mereka dengan mempertimbangkan sumber daya mereka dengan positif. Namun, mereka
perlu kreatif untuk menggunakan kelemahan mereka sebagai kekuatan.
Modul 2.3
Tuntunan menunjukkan hubungan antara materi pemimpin pengelolaan sumber daya dan coaching. Hal ini dapat dilihat pada upaya sekolah untuk mengeksplorasi kekuatan dan potensi siswa sebagai modal manusia. Banyak pilihan yang tersedia. Salah satunya adalah kemampuan siswa untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri dengan mencari tahu potensi mereka sendiri dengan bantuan guru.
Coaching adalah pendekatan yang
digunakan oleh seorang pemimpin pembelajaran untuk membantu anak-anak
mengembangkan kekuatan diri mereka sendiri dengan membimbing, mendampingi, dan
memaksimalkan potensi mereka. Coachee memberikan kesempatan kepada anak-anak
untuk berkembang dan menggali proses berpikir mereka sendiri, di mana Caach
berfungsi sebagai pengembangan kekuatan dan potensi coachee sebagai lawan
bicara.
Modul 1.1
Dalam materi Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, murid adalah representasi dari anak-anak. Berdasarkan filosofi ini, pengelolaan aset akan lebih tepat sasaran dan berpusat pada murid. Sebagai contoh, ini berkaitan dengan upaya untuk membuat proses pembelajaran menjadi menyenangkan bagi siswa.
Dalam filosofinya, Ki Hadjar
Dewantara menyatakan bahwa pendidikan adalah "kegiatan menuntun segala
kekuatan kodrat yang pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setingi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota
masyarakat." Dengan memanfaatkan kekuatan guru dan murid, guru harus dapat
memimpin pembelajaran dengan cara yang menyenangkan dan berdampak positif pada
siswa. Karena siswa bukanlah kertas kosong, tetapi setiap siswa memiliki
potensi untuk yang berbeda-beda, dan tugas kita sebagai guru hanya menuntun dan
menebalkan .
Manusia memiliki hubungan dengan materi nilai dan fungsi guru penggerak. Pengendalian sumber daya dipengaruhi secara nyata oleh nilai guru penggerak. Nilai mandiri, misalnya, memungkinkan guru penggerak untuk belajar sendiri bagaimana mengelola sumber daya mereka sendiri.
Salah satu dari tujuh modal utama,
yaitu modal manusia, adalah guru sebagai pendidik. Guru memiliki peran penting
dalam mengajar nilai dan memainkan peran penting dalam mendidik siswa. Oleh
karena itu, nilai-nilai yang ditetapkan harus menjadi landasan untuk membangun
siswa yang sesuai dengan profil pelajar pancasila, yaitu mereka yang bekerja
sama, mandiri, reflektif, inovatif, dan berpihak pada siswa. Guru juga dapat
membangun sinergi di sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, menggerakkan
komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan
kepemimpinan murid, dengan nilai dan peran guru secara aktif. Dengan demikian,
guru akan menciptakan generasi muda yang memanfaatkan modal utama guru untuk
menggali potensi murid-muridnya.
Modul 1.3
Tumbuh menunjukkan hubungan antara materi visi guru
penggerak. Dalam kaitannya dengan materi ini, visi menjadi dasar dalam
pengelolaan sumber daya. Memiliki visi yang jelas akan memudahkan dalam
menentukan aset mana yang harus diawasi dan diterapkan terlebih dahulu di kelas
untuk memastikan bahwa siswa dapat terus berkembang.
Sebagai pemimpin pembelajaran, guru
harus memiliki visi guru penggerak yang berbasis IA (Inkuiri Apresiatif)
melalui alur BAGJA. Ide ini juga dapat diterapkan untuk mengelola sumber daya
yang ada di sekolah. Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi dan landasan
berpikir yang berfokus pada kerja sama tim untuk menemukan hal baik dalam diri
seseorang, organisasi, dan lingkungannya dari masa lalu, masa kini, dan masa
depan.
Modul 1.4
Secara keseluruhan mengacu pada
budaya sekolah yang positif. Dengan mengelola sumber daya setiap sekolah,
diharapkan budaya positif akan muncul di lingkungan sekolah. Pengelolaan murid
sebagai modal manusia dalam membuat kesepakatan kelas, sebagai contoh, pada
akhirnya akan memungkinkan murid berkembang seutuhnya jika ada budaya positif
untuk membuat kesepakatan kelas di sekolah.
Agama dan budaya merupakan kekuatan
dan aset. Budaya positif di sekolah adalah budaya yang mendukung perkembangan
siswa dengan menerapkan disiplin yang positif, penghargaan dan hukuman sebagai
motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, dan keyakinan sekolah dan
kelas, sehingga menghasilkan siswa yang kuat di masa depan. Misalnya,
mengajarkan murid menyelesaikan masalah dengan cara resitusi akan membangun
karakter yang baik untuk masa depannya.
Modul 2.1
Kodrat berhubungan dengan materi pembelajaran yang berbeda. Ini terkait dengan pengelolaan aset. Implementasi bahan pengelolaan sumber daya ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Perubahan untuk membuat lingkungan kelas menyenangkan adalah salah satu contohnya. Pertimbangkan potensi murid untuk dilaksanakan.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah
pendekatan pembelajaran yang sangat berpihak kepada siswa karena memanfaatkan
profil belajar, kesiapan belajar, dan minat siswa yang berbeda sesuai dengan
keunikannya. Seorang guru harus membuat pemetaan minat belajar siswa sebelum
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Jika sumber daya yang ada di sekolah,
termasuk guru dan siswa, serta sumber daya lingkungan dan fisik, dioptimalkan,
proses pembelajaran akan terwujud.
Ceritakan pula bagaimana hubungan antara
sebelum
dan
sesudah Anda
mengikuti modul ini,
serta pemikiran apa
yang sudah berubah di
diri
Anda
setelah
Anda
mengikuti
proses
pembelajaran
dalam modul ini.
Sebelum mengikuti proses pembelajaran |
Sesudah mengikuti proses pembelajaran |
Menurut pendapat saya, aset
komunitas (sekolah) hanyalah bangunan fisiknya. Selain itu, saya merasa
pesimis dan banyak mengeluh tentang kekurangan tersebut. Akibatnya, saya
tidak mau melakukan upaya baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
|
Saya percaya bahwa sekolah adalah
lingkungan di mana organisme biotik dan abiotik harus berinteraksi secara
seimbang. Sumber daya sekolah tidak terbatas pada bangunan fisik; ada tujuh
kekuatan utama yang dapat dikelola dengan baik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
|
Saya belum memetakan aset sekolah sebelum membaca artikel
ini. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa statusnya hanya sebagai seorang guru
kelas satu, yang hanya memberikan masukan dalam pengelolaan aset. |
Tetapi setelah mempelajari modul
ini, saya lebih memahami pemetaan sumber daya dan upaya implementasinya.
Selain itu, mereka semakin memahami bahwa mereka pada dasarnya dapat terlibat
dalam pengelolaan aset sekolah, meskipun mereka tidak termasuk dalam jajaran
pengambil kebijakan. |
sebelum membaca dan memahami modul
3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Lebih banyak berpikir tentang
kekurangan saat pengambilan keputusan atau mengelola kelas.masalah, hal ini
membuat orang merasa pesimis, ragu, dan negatif, dan akhirnya gagal.
|
Wawasan dan cara berpikir tentang
pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya ini telah diubah dengan
mempelajari modul 3.2 ini. Ditemukan bahwa seorang pemimpin harus selalu
berpikir berdasarkan kekuatan atau aset yang mereka miliki untuk membuat kita
berpikir positif dan optimis saat memanfaatkan dan memberdayakan sumber daya
atau aset yang ada di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
|
Salam Guru Penggerak
Guru Bergerak, Indonesia Maju