Soal tip dan trik menulis dari dulu hingga kini masih sama. Menulis, menulis, dan menulislah. Awalilah dengan menulis hal-hal sepele dan sederhana. Tekunlah memadati buku harian Anda atau menulis surat untuk teman. Media blog juga bisa digunakan untuk melatih keberanian menulis.
Belajar menulis tak berbeda dengan pelajaran berenang. Terjunlah ke air dan berenanglah. Tak beda juga dengan berlatih bersepeda. Lakukanlah! Demikian pula belajar menulis. Hanya satu kata: Menulislah.
Lalu bagaimana jika kita mandeg dalam menulis? Memang ini masalah klasik bagi siapapun, termasuk para penulis profesional. Alias terkena writer block. Solusinya, berhentilah menulis dan menggantinya dengan rekreasi, jalan-jalan ke toko buku, atau menonton film. Sebab biasa ide-ide datang berlimpah ruah saat kita rileks dan senang.
Nah, bila masih kesulitan menulis, menulislah dengan buruk, lalu editlah dengan sebaik mungkin. Dan jangan ragu membuang tulisan tidak perlu atau tidak ada benang merahnya.
Demikian Denny Indra (editor mediakita) dan Windy Ariestanty (pemimpin redaksi Gagasmedia) coba memotivasi para remaja di area Pesta Buku Super Murah Kediri 2008. Bengkel Penulisan ini digelar Minggu, 6 Juli 2008, pukul 13.00 hingga 15.00 WIB. Acara yang berlangsung di Gedung Nasional Indonesia itu dihadir sekitar 50 peserta.
Windy dan Denny membawakan materi teknik penulisan, cara menggali ide, tulisan fiksi dan non fiksi. Dalam bengkel penulisan itu juga disisipi permainan acak kata, yang tujuannya memperoleh kata sebanyak mungkin. Lewat permainan ini peserta diajak untuk berpikir kreatif dalam menyusun sebuah cerita dari kata-kata yang mereka temukan.
Jadi, menulislah dan jangan lewatkan ide.
Rabu, 09 Juli 2008 .Written by newsroom
Diketik ulang:RR
saya setuju!
saya setuju..