Jangan terlalu bergantung pada siapa pun di dunia ini
Kalimat ini mengingatkan kita bahwa ketergantungan yang berlebihan kepada manusia sering menjadi sumber kekecewaan. Bukan karena orang lain jahat atau tidak peduli, tetapi karena setiap manusia punya batas, punya kelemahan, dan punya prioritas hidup yang berubah seiring waktu. Bahkan bayanganmu sendiri, sesuatu yang selalu tampak menyertaimu, akan menghilang ketika kamu berada dalam kegelapan. Artinya, ada kondisi tertentu di mana tidak ada seorang pun yang bisa benar-benar menemani kita sepenuhnya.
Bergantung sepenuhnya pada orang lain membuat kita mudah terluka ketika mereka tidak mampu hadir atau tidak bisa memenuhi harapan kita. Hubungan pun menjadi tidak sehat, karena dibangun bukan atas ketulusan, tetapi atas rasa takut sendirian. Padahal hidup mengajarkan kita bahwa kekuatan sejati tumbuh saat kita mampu berdiri tegak meski tidak ada yang memeluk atau menenangkan.
Ini bukan ajakan untuk menjadi dingin atau menjauh dari orang lain. Kita tetap butuh teman, keluarga, dan orang-orang yang kita sayangi. Namun yang perlu dihindari adalah menaruh seluruh pondasi kebahagiaan pada seseorang. Setiap orang adalah pendamping, bukan penopang utama.
Ketika kita belajar menempatkan harapan pada diri sendiri dan kepada Tuhan, kita menjadi lebih stabil. Kita bisa mencintai tanpa takut kehilangan, membantu tanpa merasa terbebani, dan menjalani hidup tanpa takut ditinggalkan. Kekuatan batin tumbuh dari kemandirian yang lembut, mandiri, tetapi tetap hangat; kuat, tetapi tetap terbuka pada cinta.
Di akhir hari, yang bisa bersamamu tanpa syarat adalah jiwamu sendiri dan Tuhan yang selalu hadir tanpa terlihat. Sisanya hanya mampir, mengisi hidupmu sebentar, lalu pergi ketika waktunya tiba. Menyadari ini bukan membuat hati keras, tetapi membuatnya lebih bijaksana.
#seduhsufi

Posting Komentar
Komentar ya