MERANCANG NASKAH SENDIRI
TEATER NON TRADISIONAL DENGAN TEATER TRADISIONAL. SALAH SATU PERBEDAAN TERSEBUT ADALAH TEATER NONTRADISIONAL MENGGUNAKAN NASKAH DRAMA UNTUK PERTUNJUKANNYA, SEDANGKAN TEATER TRADISIONAL TIDAK BISA DIPENTASKAN OLEH ORANG AWAM, BUKAN ANAK PANGGUNG.
KITA BISA MEMBUAT NASKAH SENDIRI
BERDASARKAN CERITA-CERITA YANG SERING DITAMPILKAN DALAM TEATER TRADISIONAL.
TEORI PEMBUATAN NASKAH TEATER.
1.PROSES KREATIF
NASKAH DRAMATERDIRI DARI BEBERAPA BABAK DAN SATU BABAK SAJA.
BAGIAN DARI SATU BABAK DRAMA DIANTARANYA:
a.PROLOG
ADALAH BAGIAN AWAL DARI NASKAH DRAMA.
HADIRIN YANG KAMI MULIAKAN
PARA PENDUKUNG LAKON MEMESANKAN.
~ SUPAYA SAYA MENGUCAPKAN SALAM
~ TERIMA KASIH DAN SELAMAT MALAM
~ KEPADA SAYA PENGARANGPUN MEMBISIKAN
~ KEPADA SAYA PENGARANGPUN MEMBISIKAN
~ SEBELUM PENTAS DIMULAI DIMULAI
~ SUPAYA SEKEDAR MEMBERIKAN PENJELASAN
~ SUPAYA KEKELIRUAN TIDAK TERALAMI
b. DIALOG
~ ADALAH BAGIAN NASKAH DRAMA YANG BERUPA PERCAKAPAN ANTARA SATU TOKOH DENGAN TOKOH YANG LAINNYA.
c. PETUNJUK PENGARANG
ADALAH BAGIAN NASKAH DRAMA YANG MEMBERI PENJELASAN KEAADAAN AWAK PEMENTASAN SEPERTI SUTRDARA, PEMERAN DAN PENATA ARTISTITIK MENGENAI KEADAAN, SUASANA, PERISTIWA ATAU PERBUATAN DAN SIFAT TOKOH DALAM DRAMA. BIASANYA PETUNJUK PENGARANG DITEMPATKAN DI DALAM TANDA KURUNG ATAU DICETAK MIRING.
EX: IBU : (TERIAK) PAK …..
TUKANG WARUNG : (GEMBIRA) NAH, aaaa. TAK APA-APA. COBA MBAK YU LIHAT.
d.EPILOG
EPILOG BERADA DI AKHIR NASKAH DRAMA. EPOLOG BIASANYA BERISI KESIMPULAN PENGARANG MENGENAI CERITA YANG DISERTAI NASIHAT ATAU PESAN
EX: Demikianlah kisah malin kundang yang telah menjadi bau, semoga apa yang di alami dari kisahnya menjadi perenungan kita bersama. Karena kekayaan tidak segalanya menjadikan kita bahagia yang hakiki. Semoga menjadi pelajaran kita bersama.
2. UNSUR-UNSUR DRAMATIK
-TEMA
-KARATERISTIK
-ALUR
-PLOT
-LATAR/SETTING
(SUDAH DIBAHAS PEMBELAJARAN SEBELUMNYA)
3. SUMBER CERITA
SUMBER CERITA TRADISIONAL NUSANTARA DIPEROLEH DARI KEHIDUPAN SEHARI-HARI, (LENONG), CERITA-CERITA RAKYAT, ATAU KERAJAAN (KETHOPRAK)
LATIHAN INDIVIDU
BERDASARKAN CERITA RAKYAT MINANG KABAU MALIN KUNDANG
Malin kundang seorang anak janda miskin dan melarat. Pada suatu hari berkatalah Malin kepada ibunya bahwa ia ingin merantau mencari untung di negeri orang. Ibunya mencoba menahan, karena hanya malinlah kesayangan dan gantungan hatinya. Dengan sedih hati dilepaskannlah dan iringi doa restu sang ibu, semoga anaknya Malin kundang selamat dalam perantauan dan lekas kembali.
Beberapa tahun merantau tidak ada kabar berita tentang si Malin. Ibunya siang-malam bersedih hati memikirkan tentang si Malin. Ibunya siang malam bersedih hati memikirkan nasibnya anaknya dirantau.
Pada suautu berlabuh sebuah kapal sarat dengan muatannya di kampong tempat tinggal ibu Malin. Orang banyak datang melihat kapal itu. Dari nakhoda didapat keterangan bahwa kapal itu kepunyaan malin kundang. Cepat-cepat orang memberitahukan kepada Ibunya bahwa si Malin telah datang. Setelah ibunya sampai dan berdiri dekat kapal, diberitahu Malin Kundang oleh anak buah kapal, bahwa ibunya datang menjemputnya . Keluarlah malin kundang bersama istrinya yang cantik mendapatkan orang tua itu.
Demi dilihat Malin ibu tua yang berpakaian kotor dan buruk itu, malulah ia kepada istrinya dan dengan tegas mengatakan bahwa itu bukan ibunya. Inilah ibumu Malin, kata ibu tua itu. Tapi Malin kundang tetap membantah dan mengatakan bahwa orang tua yang buruk itu bukan ibunya. Bahkan ibu itu sempat dicaci maki dan dihinanya.
Menangislah ibu Malin sambil melangkah pulang dengan hati yang sangat kecewa. Pasrahlah ia akan nasibnya demikian itu. Dengan perasaan kecewa yang mentesak dada ia mengutuk anaknya dengan ucapan : Moga-moga kau menjadi batu. Baru saja kapal bertolak, tiba-tiba, muatan, dan sebagainya menjadin batu.
Sampai sekarang orang di pantai Air manis (Di Padang) mengatakan bahwa batu yang menyerupai kapal yang ada disitu, adalah peninggalan Malin Kundang. Konon bila bulan purnama, dipantai itu sering terdengar ratap tangis si Malin Kundang.
Guru Bidang Studi
Ronaldo Rozalino S.Sn
TEATER NON TRADISIONAL DENGAN TEATER TRADISIONAL. SALAH SATU PERBEDAAN TERSEBUT ADALAH TEATER NONTRADISIONAL MENGGUNAKAN NASKAH DRAMA UNTUK PERTUNJUKANNYA, SEDANGKAN TEATER TRADISIONAL TIDAK BISA DIPENTASKAN OLEH ORANG AWAM, BUKAN ANAK PANGGUNG.
KITA BISA MEMBUAT NASKAH SENDIRI
BERDASARKAN CERITA-CERITA YANG SERING DITAMPILKAN DALAM TEATER TRADISIONAL.
TEORI PEMBUATAN NASKAH TEATER.
1.PROSES KREATIF
NASKAH DRAMATERDIRI DARI BEBERAPA BABAK DAN SATU BABAK SAJA.
BAGIAN DARI SATU BABAK DRAMA DIANTARANYA:
a.PROLOG
ADALAH BAGIAN AWAL DARI NASKAH DRAMA.
HADIRIN YANG KAMI MULIAKAN
PARA PENDUKUNG LAKON MEMESANKAN.
~ SUPAYA SAYA MENGUCAPKAN SALAM
~ TERIMA KASIH DAN SELAMAT MALAM
~ KEPADA SAYA PENGARANGPUN MEMBISIKAN
~ KEPADA SAYA PENGARANGPUN MEMBISIKAN
~ SEBELUM PENTAS DIMULAI DIMULAI
~ SUPAYA SEKEDAR MEMBERIKAN PENJELASAN
~ SUPAYA KEKELIRUAN TIDAK TERALAMI
b. DIALOG
~ ADALAH BAGIAN NASKAH DRAMA YANG BERUPA PERCAKAPAN ANTARA SATU TOKOH DENGAN TOKOH YANG LAINNYA.
c. PETUNJUK PENGARANG
ADALAH BAGIAN NASKAH DRAMA YANG MEMBERI PENJELASAN KEAADAAN AWAK PEMENTASAN SEPERTI SUTRDARA, PEMERAN DAN PENATA ARTISTITIK MENGENAI KEADAAN, SUASANA, PERISTIWA ATAU PERBUATAN DAN SIFAT TOKOH DALAM DRAMA. BIASANYA PETUNJUK PENGARANG DITEMPATKAN DI DALAM TANDA KURUNG ATAU DICETAK MIRING.
EX: IBU : (TERIAK) PAK …..
TUKANG WARUNG : (GEMBIRA) NAH, aaaa. TAK APA-APA. COBA MBAK YU LIHAT.
d.EPILOG
EPILOG BERADA DI AKHIR NASKAH DRAMA. EPOLOG BIASANYA BERISI KESIMPULAN PENGARANG MENGENAI CERITA YANG DISERTAI NASIHAT ATAU PESAN
EX: Demikianlah kisah malin kundang yang telah menjadi bau, semoga apa yang di alami dari kisahnya menjadi perenungan kita bersama. Karena kekayaan tidak segalanya menjadikan kita bahagia yang hakiki. Semoga menjadi pelajaran kita bersama.
2. UNSUR-UNSUR DRAMATIK
-TEMA
-KARATERISTIK
-ALUR
-PLOT
-LATAR/SETTING
(SUDAH DIBAHAS PEMBELAJARAN SEBELUMNYA)
3. SUMBER CERITA
SUMBER CERITA TRADISIONAL NUSANTARA DIPEROLEH DARI KEHIDUPAN SEHARI-HARI, (LENONG), CERITA-CERITA RAKYAT, ATAU KERAJAAN (KETHOPRAK)
LATIHAN INDIVIDU
BERDASARKAN CERITA RAKYAT MINANG KABAU MALIN KUNDANG
Malin kundang seorang anak janda miskin dan melarat. Pada suatu hari berkatalah Malin kepada ibunya bahwa ia ingin merantau mencari untung di negeri orang. Ibunya mencoba menahan, karena hanya malinlah kesayangan dan gantungan hatinya. Dengan sedih hati dilepaskannlah dan iringi doa restu sang ibu, semoga anaknya Malin kundang selamat dalam perantauan dan lekas kembali.
Beberapa tahun merantau tidak ada kabar berita tentang si Malin. Ibunya siang-malam bersedih hati memikirkan tentang si Malin. Ibunya siang malam bersedih hati memikirkan nasibnya anaknya dirantau.
Pada suautu berlabuh sebuah kapal sarat dengan muatannya di kampong tempat tinggal ibu Malin. Orang banyak datang melihat kapal itu. Dari nakhoda didapat keterangan bahwa kapal itu kepunyaan malin kundang. Cepat-cepat orang memberitahukan kepada Ibunya bahwa si Malin telah datang. Setelah ibunya sampai dan berdiri dekat kapal, diberitahu Malin Kundang oleh anak buah kapal, bahwa ibunya datang menjemputnya . Keluarlah malin kundang bersama istrinya yang cantik mendapatkan orang tua itu.
Demi dilihat Malin ibu tua yang berpakaian kotor dan buruk itu, malulah ia kepada istrinya dan dengan tegas mengatakan bahwa itu bukan ibunya. Inilah ibumu Malin, kata ibu tua itu. Tapi Malin kundang tetap membantah dan mengatakan bahwa orang tua yang buruk itu bukan ibunya. Bahkan ibu itu sempat dicaci maki dan dihinanya.
Menangislah ibu Malin sambil melangkah pulang dengan hati yang sangat kecewa. Pasrahlah ia akan nasibnya demikian itu. Dengan perasaan kecewa yang mentesak dada ia mengutuk anaknya dengan ucapan : Moga-moga kau menjadi batu. Baru saja kapal bertolak, tiba-tiba, muatan, dan sebagainya menjadin batu.
Sampai sekarang orang di pantai Air manis (Di Padang) mengatakan bahwa batu yang menyerupai kapal yang ada disitu, adalah peninggalan Malin Kundang. Konon bila bulan purnama, dipantai itu sering terdengar ratap tangis si Malin Kundang.
Guru Bidang Studi
Ronaldo Rozalino S.Sn
Posting Komentar
Komentar ya