5 Fakta Psikologi Hal yang bisa membuatmu mentalmu lelah
Kadang kita nggak sadar, yang bikin mental kita rapuh itu bukan badai besar dari luar, tapi hal-hal kecil yang diam-diam kita simpan di dalam diri. Sedikit demi sedikit, hal itu bisa mengikis hati, bikin kepala penuh, dan tubuh terasa berat. Yuk kenalin satu per satu, biar kamu bisa lebih peka sama dirimu sendiri dan tau cara sederhana untuk sembuh.
1. Self-Criticism Berlebihan (Suka nyalahin diri sendiri terus)
Ada kalanya kamu jadi terlalu keras sama diri sendiri. Setiap langkah salah sedikit, langsung disalahin, seolah ada hakim di dalam kepala yang nggak pernah adil. Kalau kebiasaan ini dibiarkan, kamu akan kehilangan rasa percaya diri dan selalu merasa gagal. Padahal, kesalahan itu tanda kamu sedang belajar, bukan tanda kamu lemah. Mulailah perlahan: coba perlakukan dirimu kayak sahabat. Kalau sahabatmu jatuh, kamu pasti bilang, “nggak apa-apa, ayo coba lagi.” Nah, kalimat yang sama juga pantas kamu kasih ke dirimu.
2. Menekan Emosi (Nahan perasaan biar keliatan kuat)
Kadang kamu pura-pura kuat padahal hatimu sudah sesak. Senyum di luar, tapi di dalam meledak. Emosi yang ditekan bukan hilang, tapi menumpuk, seperti sampah di bawah karpet. Suatu saat bisa bikin kamu runtuh tanpa sebab yang jelas. Jalan keluarnya? Izinkan dirimu merasa. Menangis bukan kelemahan, marah bukan dosa. Kamu boleh meluapkannya lewat menulis, ngobrol sama orang yang dipercaya, atau sekadar duduk sendiri biar perasaan itu keluar. Justru dengan memberi ruang pada emosi, kamu sedang menyembuhkan dirimu.
3. Toxic Productivity (Kerja terus sampai lupa istirahat)
Produktif memang bikin bangga, tapi kalau kamu memaksa diri terus bekerja tanpa jeda, itu bukan produktif lagi itu racun. Sama seperti mesin, kalau dipaksa jalan tanpa henti, pasti rusak juga.
Ingat, berhenti sebentar bukan berarti gagal. Kamu tetap berharga meski hanya duduk diam. Cobalah kasih jeda: kerja sebentar, lalu istirahat. Atur “waktu sakral” di mana kamu nggak mikirin kerjaan sama sekali. Dengan begitu, energimu terisi lagi, dan hasil kerjamu justru lebih maksimal.
4. Overthinking Kronis (Kebanyakan mikir sampai capek sendiri)
Pikiranmu kadang kayak kaset rusak, muter hal yang sama berulang-ulang. Kamu berharap dapat solusi, tapi yang ada justru tambah pusing dan capek hati. Kalau dibiarkan, ini bisa bikin kamu susah tidur, bahkan susah menikmati hidup.
Cara sederhana adalah dengan “parkir pikiran.” Tulis semua yang ada di kepalamu, lalu bilang ke diri sendiri: “Aku akan pikirkan ini nanti.” Dengan begitu, otakmu tahu ada tempat untuk menaruh beban itu. Dan seringkali, ketika kamu sudah tenang, jalan keluarnya datang sendiri.
5. Ketergantungan pada Validasi (Butuh pengakuan orang biar ngerasa puas)
Rasanya menyenangkan saat dapat pujian atau “like”. Tapi kalau kebahagiaanmu sepenuhnya bergantung pada itu, kamu seakan menyerahkan remote kontrol hidupmu ke orang lain. Sekali pujian itu nggak ada, kamu bisa merasa hancur.
Padahal, validasi terbesar datang dari dirimu sendiri. Coba biasakan bertanya setiap malam: “Apa hal yang aku banggakan hari ini?” Nggak perlu besar, sesederhana “aku bertahan di hari yang sulit” sudah luar biasa. Dari sana, kamu belajar bahwa dirimu cukup, tanpa harus terus menunggu pengakuan orang lain.
Buat kamu yang lagi ngerasain semua ini, tenang, kamu nggak rusak. Kamu cuma lagi lelah, dan itu wajar. Yang kamu butuh sekarang bukan makian, tapi istirahat. Kalau hari ini terasa berat, peluk dirimu sebentar. Ingat, bertahan pun sudah pencapaian besar. Kamu nggak sendirian, banyak orang yang juga berjuang seperti kamu. Bedanya, kamu sekarang sudah tahu: ada cara untuk merawat luka itu.
Jadi beri dirimu ruang untuk rehat, untuk bernapas, dan untuk merasa cukup. Karena kamu berharga, bahkan ketika dunia seakan nggak melihatmu.
Posting Komentar
Komentar ya