Orang Kampung Manakah?
Oleh: Ronaldo Rozalino
Bismillah. Banyak manusia era kini. Yang "bangga' dengan kampung halamannya. Namun ketika kebanggaan itu menjadikan diri sombong. Disitulah nilai-nilai etika, adab, moral, akhlak terkikis bahkan hilang. Naudzubillahi minzalik.
Terlahir di Jakarta. Tepatnya di RS Manggarai. Ibuku melahirkan putra yang bernama Ronaldo Rozalino dengan panggilan Nanda. Saat itulah Uni (kakak)melihat seorang bayi yang terlihat hitam dan berbulu. Yaa itulah diriku. Usiaku terpaut 4 tahun dengan uni.
Hampir 15 tahun tinggal di Jakarta dan Bekasi Timur. Karena kedua orang tua merantau. Namanya orang Minang (Sumatera Barat). Dikenal dengan budaya merantau. Sebelum berhasil dan sukses takkan pulang kampung.
32 tahun kedua orang tua berada di Jakarta. Dari naiknya Soeharto sampai turunnya Soeharto. Seingatnya saya terjadi kerusuhan pada tanggal 13-14 Mei 1998.
Ditahun yang sama, kami pun kembali ke kampung halaman. Namun karena Datuk dan Nenek sejak tahun 1940 berada di Taluk Kuantan. Akhirnya pulang ke Taluk untuk berkumpul dengan keluarga besar.
Hingga saat ini masih banyak yang menanyakan saya orang kampung mana?
Lalu mencoba menjelaskan, lahir dan besar di Jakarta, Ibuku lahir di Taluk Kuantan, Keluarga besar dari Rao-Rao Batu Sangkar Kab. Tanah Datar Sumatera Barat.
Kalau mengikuti Ibu, orang Taluk Kuantan. Kalau ikut kelahiran orang Betawi. Kalau ikut keluarga besar sejak kakek nenek orang Minang. Pada akhirnya sayapun menjadi orang MANADO di mana saja berado (he he he).
Semakin banyak daerah yang ditempati. Makin banyak silaturahmi dan keluarga. Dan saya sangat menjaga silaturahmi. Dari sahabat yang baik dan teman-teman yang saling doa dan dukung. Bagiku silaturahmi adalah kunci keberkahan dan diluaskan rezeki.
Namun terkadang, masih ada yang mencoba merusaknya. Hanya karena merasa orang pribumi. Ini yang tidak boleh! Karena dimana bumi dipijak disitu tanah di kapling eeh eeh di junjung. Semua orang mana saja yang utama saling berkontribusi memajukan daerahnya masing-masing.
Nah, untuk itu marilah mencoba membuka diri. Jangan merasa orang asli atau pendatang. Tapi merasa diri bisa semena-mena dan meremehkan.
Ingat hidup itu akan mati. Jangan sekali-kali berbuat dan berkata kotor dan kasar pada orang lain. Apa lagi mencoba mengancam. Kapanpun sebagai warga negara yang baik. Akan mempertahankan diri dari orang-orang zalim dan jahat.
Allah tidak tidur. Dan kekuatan manapun yang akan menganiaya. Kalau belum Qadarullah tidak akan terjadi. Karena di atas langit ada langit. Jangan sombong. Fir'aun dan Qarun saja ditenggelamkan Allah karena nekat memakai pakaian kesombongan Allah.
Terima kasih buat orang-orang yang telah memberikan arti dalam hidup ini. Sebagai manusia marilah sama muhasabah diri. Merendahkan hati. Memberi dan memotivasi. Semoga Allah senantiasa memberkahi.
Terakhir kampung halaman terakhir kita adalah Padang masyar. Semua manusia akan dikumpulkan ketika sang malaikat Allah meniupkan sangkakalanya untuk membinasakan manusia dan kembali dihidupkan bersama amalan masing-masing.
Salam Santun Sukses Selalu
Ronaldo Rozalino
Posting Komentar
Komentar ya