5 cara menjadi orang Yang berwawasan Luas
Dalam kehidupan masyarakat Indonesia, kita sering menemukan ironi ini:
Banyak orang lulus kuliah, namun miskin perspektif. Banyak yang aktif berdebat di media sosial, tapi tidak punya kedalaman berpikir.
Di tengah banjir data dan informasi hari ini, menjadi orang yang benar-benar berwawasan luas bukan lagi soal pintar atau tidak, tapi soal kebiasaan intelektual yang terlatih.
Buku-buku seperti “How to Read a Book” (Mortimer Adler), “Range” (David Epstein), dan “Thinking, Fast and Slow” (Daniel Kahneman) memberikan petunjuk konkret tentang bagaimana seseorang bisa memperluas wawasan tanpa tersesat dalam keramaian informasi.
Berikut adalah 5 tips atau cara praktis yang membentuk karakter orang-orang berwawasan luas.
1.Belajarlah Membaca Secara Aktif, Bukan Sekadar Menyerap
“Reading is not consumption, it’s engagement.” – Mortimer Adler
Banyak orang membaca untuk mengisi waktu, tapi tidak benar-benar berdialog dengan apa yang dibacanya. Orang berwawasan luas membaca seperti seorang filsuf: mencatat, mengkritik, bertanya, dan mengaitkan.
Contoh sederhana: Saat membaca buku motivasi, jangan hanya setuju. Tanyakan: Apa buktinya? Apakah ini berlaku di konteks Indonesia?
Pengetahuan mu menjadi hidup, tidak sekadar numpuk di kepala.
2.Kembangkan “Curiosity Multidisipliner”
“Knowing a little about a lot can be more valuable than knowing a lot about a little.” – David Epstein
Wawasan tidak tumbuh dalam satu bidang saja. Orang berwawasan luas suka menjelajah lintas disiplin: dari sejarah, psikologi, politik, sampai sains.
Inilah yang membuat pandangannya luas dan fleksibel.
Contoh di Indonesia: Seorang dosen ekonomi yang juga membaca novel sastra akan punya pendekatan lebih humanis saat mengajar.
Begitu pula anak muda yang membaca tentang filsafat bisa lebih kritis dalam melihat isu sosial.
Kamu bisa memahami dunia secara utuh, bukan terpecah dalam “kotak-kotak keahlian.”
3.Diskusikan Ide, Bukan Hanya Peristiwa
“Small minds discuss people. Average minds discuss events. Great minds discuss ideas.” – Eleanor Roosevelt
Orang berwawasan luas tidak berhenti di permukaan. Ia terbiasa menggali makna, membedah argumen, dan melihat pola di balik peristiwa.
Diskusinya tidak melulu soal siapa salah dan siapa benar, tapi lebih pada apa makna dari ini semua?
Contoh sehari-hari: Saat terjadi demo mahasiswa, orang biasa hanya melihat keributan. Tapi orang yang berwawasan luas akan bertanya:
“Apa yang membuat mahasiswa bergerak? Seberapa efektif gerakan sosial hari ini? Apa pelajaran sejarahnya?”
Kamu akan tampil sebagai pemikir, bukan sekadar pengomentar.
4.Terbuka pada Pendapat yang Berbeda
“It is the mark of an educated mind to entertain a thought without accepting it.” – Aristotle
Wawasan luas lahir dari keberanian untuk mendengar apa yang tidak ingin kita dengar.
Orang yang hanya membaca dari sumber yang ia setujui, akan membangun gelembung pemikiran yang sempit.
Contoh: Bagi seorang nasionalis, penting juga membaca sudut pandang oposisi. Bukan untuk setuju, tapi untuk memahami.
Bagi orang religius, membaca kritik dari filsafat modern bisa memperkaya keimanan yang rasional.
Kamu tidak mudah tersinggung, tidak cepat menghakimi, dan bisa menjadi jembatan di tengah konflik wacana.
5.Latih Diri Menulis dan Menjelaskan Gagasan
“If you can’t explain it simply, you don’t understand it well enough.” – Albert Einstein
Menulis dan mengajar adalah cara terbaik untuk menguji wawasan kita.
Orang yang bisa menjelaskan ide sulit dengan bahasa sederhana, berarti ia benar-benar paham.
Contoh: Setelah membaca buku atau nonton kuliah daring, cobalah menulis ringkasan atau menjelaskannya ke teman.
Bukan untuk pamer, tapi untuk melatih kejernihan berpikir.
Pikiranmu jadi lebih sistematis, dan wawasanmu bisa menginspirasi orang lain.
Menjadi berwawasan luas bukan soal gelar, usia, atau jabatan. Ia adalah hasil dari kebiasaan intelektual yang dibentuk setiap hari.
Orang berwawasan luas adalah mereka yang terus bertanya, terbuka, dan bersedia tumbuh melampaui batas pikirannya sendiri.
Dari kelima tips di atas, mana yang sudah kamu lakukan? Mana yang paling ingin kamu latih sekarang?
Tulis pendapatmu di kolom komentar, dan bagikan tulisan ini ke temanmu yang senang berdiskusi dan belajar hal baru.
Karena seperti kata pepatah: pikiran itu seperti parasut tidak berguna jika tidak dibuka.
#𝗟𝗶𝘁𝗲𝗿𝗮𝘁𝘂𝗿𝗲𝗽𝗮𝗽𝘂𝗮_𝗰𝗼𝗺
Posting Komentar
Komentar ya