Sepatutnya bagi setiap mukmin mencari lailatul qadar di keseluruhan sepuluh hari terakhir Ramadhan yg ada, tanpa memilah-milah mana malam yg ganjil dan genap, Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
تَحَرَّوْهَا فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ
“Bersemangatlah mencari lailatul qadar di sepuluh hari terakhir” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sebab, bisa jadi pula lailatul qadar dihitung dari malam yang tersisa. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لِتَاسِعَةٍ تَبْقَى لِسَابِعَةٍ تَبْقَى لِخَامِسَةٍ تَبْقَى لِثَالِثَةٍ تَبْقَى
“Bisa jadi lailatul qadar ada pada sembilan hari yang tersisa, bisa jadi ada pada tujuh hari yang tersisa, bisa jadi pula pada lima hari yang tersisa, bisa juga pada tiga hari yang tersisa” (HR. Bukhari).
Oleh karena itu, jika bulan Ramadhan ternyata 30 hari, berarti malam ketiga puluh adalah malam yang menggenapi. Jika dihitung dari hari terakhir, malam ke-22 berarti sembilan hari yang tersisa. Malam ke-24 berarti tujuh hari yang tersisa. Inilah yang ditafsirkan oleh Abu Sa’id Al Khudri dalam hadits shahih. Inilah yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa memilah-milah hari ganjil dan genap.
Semoga Allah ﷻ memberikan kita kekuatan untuk memenuhi 10 malam terakhir Ramadhan ini dengan ibadah, sehingga kita dapat meraih keistimewaan Lailatul Qadar.
.
Posting Komentar
Komentar ya