Suatu Cerita Yang Mungkin Bisa Diambil Hikmah ataupun Manfaatnya
*MEMANDIKAN JENAZAH*
(Mengingat Jasa Istri & Seorang Ibu)
------------------------------------------
Sore tadi saya *YANG BIASA MENOLONG MEMANDIKAN JENAZAH* menerima panggilan telepon, orang itu meminta saya untuk mengurus jenazah Ibunya yang baru meninggal dunia.
Saya bergegas ke rumah duka yang letaknya tidak jauh dari kediaman saya.
Setiba saya di sana, hari sudah lewat petang. Banyak peziarah yang terdiri dari sanak saudara, tetangga & handai taulan yang sudah memenuhi rumah duka.
Saya melangkah masuk ke rumah duka & bertemu dengan suami serta Anak-anak dari Almarhumah.
Setelah rapat keluarga, kami mendapat keputusan, bahwa pengurusan jenazah akan dilaksanakan esok hari, karena hari sudah terlalu malam.
Malam itu jenazah hanya dibersihkan dengan mengelap tubuhnya menggunakan kain sambil dibantu oleh Anak-anaknya yang berjumlah 4 orang. Dua lelaki & dua perempuan. Kesemuanya sudah besar & beberapa diantaranya sudah menikah.
Keesokan harinya, pagi sekali saya sudah tiba dirumah tersebut. Pada saat akan memandikan jenazah, salah seorang anak datang kepada saya & berkata:
_*"Bolehkah kami memandikan sendiri jenazah Ibu kami...?"*_ tanya si anak tadi.
_*"Tentu Boleh..."*_ jawab saya, dengan senang hati mendengar permintaan si anak.
Memang itulah sebaik-baiknya.
Lebih afdhal anak sendiri yang mengurus jenazah Ibu & Bapak mereka.
_*"Tapi Ustadzah.. kami tidak pernah melakukannya.. kami tak tahu apa-apa.. Ustadzah ajarkanlah kami ya...",*_ kata seorang lagi anak perempuan.
_*"Mari.. tidak masalah, saya akan mendampingi & memberi petunjuk..."*_ jawab saya.
Saya mengingatkan anak perempuan saja, rupanya dua orang anak lelaki & suami Almarhumah juga ingin turut serta memandikan jenazah.
Atas permintaan mereka, saya menyetujuinya, _*karena Islam tidak melarang*_ memang seorang suami boleh memandikan jenazah istrinya & begitu pula sebaliknya.
Namun di karenakan Anak lelaki juga ingin memandikan, maka saya terpaksa membagi tugas.
Suami almarhumah saya minta bersihkan bagian kepala, Anak lelaki dibagian kaki & Anak perempuan dari bagian badan & ke bagian paha.
_*"Gunakan sarung tangan masing-masing..."*_ ujar saya sambil mengulurkan sarung tangan karet untuk digunakan memandikan jenazah.. Tapi.. suami & anaknya menolak seraya berkata...
_*"Semasa kecil, Ibu mandikan kami tidak pernah pakai sarung tangan. Kami tak mau memakainya...",*_
tolak si anak lembut.
Saya sedikit tersentak mendengar kata-kata itu. Kagum dengan jawaban si Anak. Terharu saya mendengarnya...
Dimulai saya hendak membersihkan bagian dubur. Tapi si suami menolak karena dia ingin melakukannya sendiri.
_*"Ini istri saya, biar saya yang lakukan.. Ustazah tolong ajarkan saya...",*_ tutur si suami.
Saya menyetujui dengan kehendaknya. Saya arahkan si suami supaya menekan perut secara perlahan-lahan untuk mengeluarkan najis didubur.
Disaat si suami melakukannya, jiwa saya bagai di-robek-robek.. Jiwa saya tersentuh mendengar lafadz ikhlas suaminya. Sambil menekan lembut perut istrinya, si suami bersuara lagi.
_*" Sayang.. ini rahim yang melahirkan Anak-anak Kita, menghasilkan quratta a'yun, zuriat kita, terimakasih sayang...",*_ tutur si suami lembut dengan matanya berkaca-kaca.
Air mata saya tertumpah....
๐ญ๐ญ
Kemudian saya pegang gayung berisi air bersih & guyurkan air ke muka jenazah.
Suaminya lalu membersihkan wajah istrinya. Ketika membersihkan wajah istrinya, satu drama yang menyayat hati & penuh emosi berlaku kembali..
Sambil menggosok lembut wajah jenazah istrinya, suaminya mengungkap kembali satu persatu segala kenangannya ketika mereka hidup bersama.
*_" Sayang.. inilah wajah manis yang Abang tatap semasa hidup. Inilah wajah yang Abang pernah sayang.. Wajah yang pernah jadi istri Abang.. ",_* tutur suami sambil tangan lembut membersihkan wajah jenazah istri tercinta.
Selesai muka, suami tadi beralih pula ke mulut, sekali lagi ungkapan manis terpantul dari mulut si suami.
*_" Sayang.. inilah mulut yang selalu senyum pada Abang.. Inilah mulut yang selalu bersenda gurau dengan Abang.. menghibur Abang selama ini, mulut yg berikan Abang semangat ketika menghadapi masalah..",_* ungkapnya dengan linangan air mata.
Saya yang menyaksikan tindakan spontan suami itu turut menjadi terharu. Terharu mendengar kata-kata ikhlas dari suaminya. Saya tahu ini suami yang benar-benar sayang pada istrinya.
Selesai bagian Ayah nya, dua Anak perempuan nya pula mengambil tempat. Sekali lagi hati saya tersentuh hingga jadi tersedan. Sambil membersihkan tangan si ibu, Anaknya menyampaikan segala jasa Ibu mereka.
*_"Ibu.. inilah tangan yang membesarkan kami, mendidik kami.. Tangan inilah yang menyuapkan makanan ke mulut kami. Inilah tangan yang mendo'akan kami..
Jari jemari ini yang mengusap airmata kami saat kami bersedih & menangis. Tangan ini juga yang gendong kami sewaktu kecil.
Ibu... jasa ibu amatlah besar.. ",_* tutur seorang Anak perempuannya. Air matanya masih mengalir.
Disaat sampai ke bagian perut , seorang lagi anak perempuannya bersuara, *_" Ibu.. inilah perut yang mengandungkan kami.. terima kasih Ibu telah lahirkan kami.. didik & besarkan kami.. "_* ungkap si anak tersebut.
Air mata mereka terus bercucuran..
๐ญ
Bukan hanya mereka, sanak saudara yang menyaksikan turut menangis.. Apalagi saya yang berada di sisi mereka.
Sungguh.. waktu itu terasa begitu hening. Suasana sangat pilu. Menyaksikan semua kata2 ikhlas ini dari suami & Anak-anak si mayit...
๐ญ
Setelah selesai tugas Anak perempuan, Anak lelaki pula menyelesaikan tugas bagian mereka. Sambil membersihkan kaki, mereka meluapkan segala jasa-jasa wanita yang melahirkan mereka itu.
*_" Ibu.. inilah kaki yang berjalan mengantarkan kami untuk ke sekolah.. Kaki inilah yang besarkan kami. Kaki inilah yang bawa kami jalan-jalan, menghibur kami.. jasa Ibu tak terbalas. Terima kasih ibu..",_* ujar Anak lelaki dengan suara ter-sendat-sendat..
Menyaksikan semua itu, air mata saya tak dapat dibendung lagi. Sesekali saya berpaling ke arah lain, menghapus air mata yang kian deras mengalir...
Di luar pula, air mata sanak saudara mereka yang menyaksikan drama itu semakin ikut larut dalam duka.
Saya tahu semua yang menyaksikan terharu. Saya sendiri turut tersentuh dengan sikap keluarga ini. Sungguh.. suaminya memang seorang yang baik & sangat menghormati jasa seorang wanita yang menjadi istrinya.. Begitupun dengan Anak-anak yang sangat berbakti, baik semasa hidupnya hingga ajal menjemput Ibunda mereka.....
Sudah banyak jenazah yang saya mandikan , tapi inilah pertama kali saya menyaksikan adegan yang sangat menyentuh jiwa.
Hati saya tersentuh.. sedih sekali.
Selesai dimandikan dengan drama-drama yang menyentuh jiwa, jenazah dibawa keruang tamu untuk dikafankan.
Di sini pun kerjasama dilakukan dengan baik oleh Anak-anak & Suami dengan petunjuk dari saya.
Walaupun mengambil waktu yang agak lama, semuanya selesai dengan mudah sebelum jenazah dibawa ke tanah perkuburan.
Selesai tugas ini, maka saya serahkan pula kepada suami saya untuk proses selanjutnya. Selepas kubur & ketika suami saya hendak memulaikan bacaan talqin, suami Almarhumah datang meminta izin.
*_" Ustadz.. bolehkah saya mau bacakan talqin untuk Istri Saya.. ? "_* tanya dia kepada suami saya.
Suami saya mengangguk & si suami tadi mengambil tempat di sebelahnya. Dalam keadaan suara yang serak karena masih bersedih, si suami tadi memulaikan bacaan. Bacaan kali ini memang lain sekali dari kebiasaannya.
*_" Sayang.. hari ini merupakan hari terakhir kamu dimuka bumi ini.. Kamu berpisah dengan Anak-anak & berpisah dengan Abang.. "_*
_*"Sayang.. malam ini Abang akan berteman hanya dengan Anak-anak disisi Abang".*_
*_" Sayang.. nanti akan datang malaikat mungkar & nakir bertanya.. Siapa Tuhan kamu.. ? Siapa Nabi kamu.. ? Apakah Agama kamu..? Apakah Kiblat kamu.. ? Apakah pegangan Iktikad kamu.. ? Siapakah saudara-saudara kamu.. ?_*
*_" Abang minta tolong dari Sayang.. jawab dengan tenang , dengan lidah lancar, Bahwasanya Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku, Islam Agamaku, Ka'bah Kiblatku, Al-Quran Petunjukku & Orang Islam adalah saudara-saudara Ku.. "_* tutur si suami dengan sedih.
*_" Insya Allah nanti kita akan berjumpa lagi di Surga.. Sayang.. tunggu Abang di sana, Abang akan tetap merindukan Adinda hingga akhir hayat Abang.. "_*
Sungguh.. waktu itu sekali lagi air mata saya berderai.. bukan hanya saya saja.. hampir semua hadirin lain pun menangis. Saya tahu mereka menangis & bersedih bukan karena kepergian Almarhumah.. tapi tersentuh melihat kejadian tsb..
Satu drama yang benar-benar nyata, memperlihatkan kasih sayang, kejujuran, kesetiaan & cinta yang tulus Ikhlas dari seorang suami kepada istrinya. Kisah kasih sayang antara Anak-anak & Ibu dalam keluarga ini.
Saya benar-benat kagum & terharu dengan keluarga tersebut.
Anak-anaknya bukanlah berpendidikan tinggi / berlatar belakang agama , bergelar ustadz / ustadzah , tetapi mereka semua mempunyai Budi Pekerti & Akhlak yang tinggi.
Lihat bagaimana mereka menghargai jasa seorang Ibu sehingga ke akhir hayat.
Bagi saya mereka jadi begitu merupakan hasil didikan seorang Ibu yang berhasil memberikan kasih sayang & didikan dengan sempurna.
Sungguh.. jenazah wanita hebat yang memiliki suami & anak2 seperti itu...
Posting Komentar
Komentar ya