Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ke-7
Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik
Ronaldo Rozalino, S.Sn.,M.Pd
Setelah mengikuti proses
pembelajaran dan menyelesaikan berbagai tugas Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi
Akademik, maka saya akan melakukan refleksi dengan model 4F yang yang
diprakarsai oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu:
Facts (Peristiwa)
Feelings (Perasaan)
Findings (Pembelajaran)
Future (Penerapan )
Sepanjang proses
ini, setiap peristiwa memiliki makna tersendiri, setiap emosi adalah
bagian dari perjalanan pertumbuhan, setiap pembelajaran mendekatkan kita
pada visi, dan setiap tindakan adalah langkah nyata menuju perubahan.
Jurnal refleksi ini
ditulis tidak hanya sekedar untuk memenuhi tugas, melainkan sebagai cerminan
perjalanan emosional dan profesional saya selama melakukan pembelajaran modul
2.3.
Saya mendorong
diri saya untuk melihat lebih dalam esensi pengalaman tersebut, bukan
hanya fakta dan wawasan.
Saya berkomitmen
untuk terus berkembang dan tumbuh . Setiap kejadian dan perasaan berfungsi
sebagai sumber pembelajaran, yang memungkinkan penerapan yang lebih bijak di
masa depan. Setiap langkah kecil yang saya ambil dalam perjalanan ini
mendekatkan saya pada visi saya sebagai seorang guru penggerak yang
berdedikasi.
1. Fact (Peristiwa)
Saya telah memperluas
pemahaman saya tentang Coaching untuk Supervisi Akademik pada modul 2.3 ini.
Pemahaman saya tentang konsep-konsep mendalam ini telah meningkatkan pemahaman
saya tentang pembelajaran, pertumbuhan, dan keberhasilan.
Saya mempelajari
coaching secara umum dan konsep coaching dalam konteks pendidikan---telah
membuka mata saya terhadap kekuatan kerja sama dalam proses pembelajaran. Saya
menemukan melalui paradigma berpikir dan prinsip coaching bahwa coaching adalah
filosofi kehidupan yang mengedepankan sistematis, solusi, dan hasil. Itu lebih
dari sekadar metode.
Melalui pembelajaran
Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching, saya
menjadi lebih memahami makna membantu orang belajar daripada mengajarkan.
Menurut definisi yang diberikan oleh Grant (1999) dan International Coach
Federation memberikan landasan kuat bahwa coaching bukan hanya sekadar alat
bantu, melainkan kemitraan bersama untuk menggali potensi pribadi dan
profesional melalui proses stimulatif dan eksploratif.
Setiap tugas yang
diberikan di Sub Pembelajaran menjadi perjalanan berharga yang membawa saya
lebih dekat ke posisi pelatih. Ruang Kolaborasi, bersama dengan latihan dan
praktik coaching, menjadi tempat berharga di mana saya merasakan dinamika yang
membantu dan membantu dalam peran saya sebagai coach. Ini bukan hanya tugas;
itu adalah pengalaman hidup yang membentuk saya untuk membantu mereka yang
dibimbing menjadi lebih baik, belajar lebih banyak, dan berkembang secara
pribadi.
Menggali lebih dalam
tentang coaching tidak hanya membantu Anda mendapatkan lebih banyak pengetahuan;
itu juga membantu Anda memahami filosofi dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Saya semakin yakin bahwa membantu orang belajar adalah kunci utama
dalam menciptakan perubahan yang baik. Coaching tidak hanya membuka pintu untuk
pembelajaran tetapi juga membuka pintu untuk kreativitas dan potensi yang tak
terbatas. Semoga setiap langkah dalam perjalanan ini tidak hanya membuat Anda
menjadi lebih baik.
Setiap tugas yang
diberikan di Sub Pembelajaran menjadi perjalanan berharga yang dalam memposisikan
diri sebagai coach. Ketika melakukan kegiatan di Ruang Kolaborasi, saya bersama
dengan latihan dan praktik coaching bersama teman-teman, menjadi tempat
berharga di mana saya merasakan dinamika yang membantu dan membantu dalam peran
saya sebagai coach.
Menggali lebih dalam
tentang coaching tidak hanya membantu saya mendapatkan lebih banyak
pengetahuan. Saya terbantu dalam memahami filosofi dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya. Saya semakin yakin bahwa membantu orang belajar adalah
kunci utama dalam menciptakan perubahan yang baik. Coaching tidak hanya membuka
pintu untuk pembelajaran tetapi juga membuka pintu untuk kreativitas dan
potensi yang tak terbatas. Semoga setiap langkah dalam perjalanan ini tidak
hanya membuat Anda menjadi lebih baik.
2. Perasaan (Feeling)
Sebagai seorang guru,
mendapatkan ilmu baru melalui Modul 2.3 ini sungguh luar biasa. Saya
mendapatkan banyak manfaat dari pengetahuan saya tentang coaching, yang tidak
hanya berdampak pada kehidupan saya sendiri, tetapi juga mengubah cara pandang
saya terhadap supervisi akademik.
Sebagai seorang guru,
mendapatkan ilmu baru melalui Modul 2.3 ini sungguh luar biasa dan saya sangat
berterima kasih. Saya mendapatkan banyak manfaat dari pengetahuan saya tentang
coaching. Tidak hanya itu, tetapi pengetahuan ini mengubah cara supervisi
akademik dilakukan.
Sebelumnya, supervisi
akademik seringkali dianggap sebagai penilaian yang tegang dan tidak nyaman
yang dilakukan oleh manajer sekolah oleh guru. Namun demikian, paradigma
supervisi akademik telah berubah menjadi paradigma coaching dengan
prinsip-prinsip yang memberi inspirasi.
Semangat saya sangat
didorong oleh pengetahuan baru yang saya pelajari dari modul ini. Forum diskusi
di sesi elaborasi dan kolaborasi bukan hanya tempat untuk bertukar ide tetapi
juga tempat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik
tersebut.
3. Pembelajaran
(Findings)
Supervisi akademik
menjadi landasan penting untuk memastikan bahwa proses pembelajaran di sekolah
mengutamakan kesejahteraan dan perkembangan setiap siswa serta pengembangan
kompetensi pendidik. Peran seorang pelatih dalam hubungan antar-guru sangat
penting untuk membantu pelatihnya menemukan kekuatan pribadinya dalam
pembelajaran. Metode komunikasi melalui proses coaching menjadi sebuah tempat
untuk berbicara secara emansipatif yang dibangun dalam lingkungan pertemuan
yang penuh kasih sayang.
Kerangka kerja yang
diberikan oleh paradigma berpikir coaching menekankan pengembangan coachee,
keterbukaan, kesadaran diri yang kuat, dan kemampuan untuk melihat peluang masa
depan. Untuk mencapai hasil yang optimal, coaching menggunakan prinsip-prinsip
seperti kolaborasi, proses kreatif, dan maksimalisasi potensi. Kompetensi inti
coaching seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan kemampuan mengajukan
pertanyaan berbobot.
Metode yang komprehensif
untuk membimbing coachee menuju pertumbuhan dan pengembangan diri adalah
percakapan berbasis coaching dengan Alur TIRTA, yang melibatkan kalibrasi,
refleksi, pemecahan masalah, dan perencanaan. Umpan balik berbasis coaching
menjadi alat yang sangat berguna untuk memberikan dukungan konstruktif, baik
melalui data valid maupun pertanyaan reflektif.
Supervisi akademik
adalah kumpulan tugas yang bertujuan untuk mempengaruhi guru dan kegiatan
pembelajaran di kelas. Pengembangan keterampilan berkelanjutan dan optimalisasi
potensi setiap orang adalah dua paradigma utama dalam pelaksanaannya. Oleh
karena itu, supervisi akademik bukan hanya evaluasi; itu adalah proses
pemberdayaan yang membantu guru memperbaiki kemampuan mereka dan memaksimalkan
potensi pembelajaran di sekolah.
4. Penerapa (Future)
Saya berharap dapat
menjadi coach yang sangat kompeten melalui pengetahuan yang saya peroleh. Saya
ingin menerapkan coaching tidak hanya dengan rekan sejawat saya, tetapi juga
dengan siswa dan orang-orang di sekitar saya untuk mencari cara kreatif untuk
mengatasi masalah. Setiap langkah dari perjalanan ini semoga berdampak positif
bagi orang-orang yang saya bimbing dan dorong untuk menjadi yang terbaik dalam
hidup mereka.
Posting Komentar
Komentar ya